Bila ada perubahan dalam permintaan atau penawaran sehingga kurvanya bergeser, akibatnya harga keseimbangan akan berubah juga. Besar kecilnya perubahan harga tersebut dipengaruhi juga oleh elastisitas permintaan dan penawaran barang yang bersangkutan. Untuk memperlihatkan hal ini, dalam Gambar 11.6 dan 11.7 pada postingan sebelumnya, dilukiskan akibat perbedaan elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran terhadap harga keseimbangan.
Hal ini bukan hanya permainan dengan kurva. Penerapan yang terpenting, sekaligus contoh yang cukup menyolok tentang keadaan demikian adalah dalam hal hasil-hasil sektor pertanian. Pada umumnya permintaan akan hasil-hasil sektor pertanian bersifat inelastis. Demikian pula penawarannya bersifat inelastis karena tidak segera dapat disesuaikan dengan perubahan permintaan masyarakat. Elastisitas pendapatan untuk hasil-hasil pertanian pun umumnya rendah. Akibat situasi demikian itu ialah bahwa harga tidak stabil. Lagipula bahwa perubahan harga yang besar pun hampir-hampir tidak akan menaikkan pendapatan petani. Petani yang dengan susah payah berhasil meningkatkan produksinya belum tentu juga ikut menikmati hasilnya.
Kamis, 09 Juni 2011
DASAR PEMBENTUKAN TEORI EKONOMI
dari pernyataan positif (pernyataan yang mengandung arti: apakah yang berlaku, atau telah berlaku atau akan berlaku) dan pernyataan negati (pernyataan yang mengandung arti: apakah yang sebaiknya harus berlaku). Pada hakikatnya pernyataan positif adalah pernyataan yang berkaitan dengan fakta-fakta yang berlaku di masyarakat. Pernyataan positif dapat diuji dalam kaitannya dengan dengan logika yang mendasarinya dan bukti-bukti empiris. Tanpa menghakimi baik jeleknya, atas dasar fakta-fakta yang berlaku tersebut kebenaran pernyataan positif dapat dibuktikan. Sebagai contoh pernyataan positif adalah bilamana di suatu daerah terjadi musim kemarau yang panjang yang mengakibatkan produksi beras di daerah tersebut merosot tajam, maka tanpa adanya pasokan beras dari daerah lain akan mengakibatkan harga beras di daerah tersebut naik.
Pernyataan positif menyangkut penjelasan dan ramalan dan merupakan dasar pembentukan teori ekonomi mikro. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, teori dikembangkan untuk menjelaskan fenomena, dikonfrontasikan terhadap pengamatan dan digunakan untuk menyusun model untuk selanjutnya menghasilkan ramalan-ramalan. Pemakaian teori ekonomi untuk membuat ramalan sangat penting bagi para manajer perusahaan. Andaikan manajer perusahaan mempertimbangkan untuk menaikkan harga komoditasnya, maka kenaikan harga komoditas tersebut akan mempengaruhi jumlah yang diminta konsumen, preferensi konsumen, dsb.
Untuk dapat merencanakan kenaikan harga yang sesuai dengan tujuan, maka manajer perusahaan tersebut perlu mengetahui seberapa besar dampak dari kenaikan harga tersebut terhadap beberapa hal yang dianggapnya penting. Di lain pihak pernyataan normatif adalah suatu pandangan subyektif atau suatu “value judgement yang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti halnya faktor filsafat, kebudayaan dan keagamaan. Oleh sebab itu kebenaran pernyataan normatif tidak dapat dibuktikan dengan melihat kenyataan. Kebanyakan ‘value judgement’ yang melibatkan kebijakan ekonomi akan berakhir pada perhitungan untung rugi dengan mempertimbangkan kepemilikan di satu sisi dan efisiensi ekonomi di sisi lainnya.
Pernyataan positif menyangkut penjelasan dan ramalan dan merupakan dasar pembentukan teori ekonomi mikro. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, teori dikembangkan untuk menjelaskan fenomena, dikonfrontasikan terhadap pengamatan dan digunakan untuk menyusun model untuk selanjutnya menghasilkan ramalan-ramalan. Pemakaian teori ekonomi untuk membuat ramalan sangat penting bagi para manajer perusahaan. Andaikan manajer perusahaan mempertimbangkan untuk menaikkan harga komoditasnya, maka kenaikan harga komoditas tersebut akan mempengaruhi jumlah yang diminta konsumen, preferensi konsumen, dsb.
Untuk dapat merencanakan kenaikan harga yang sesuai dengan tujuan, maka manajer perusahaan tersebut perlu mengetahui seberapa besar dampak dari kenaikan harga tersebut terhadap beberapa hal yang dianggapnya penting. Di lain pihak pernyataan normatif adalah suatu pandangan subyektif atau suatu “value judgement yang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti halnya faktor filsafat, kebudayaan dan keagamaan. Oleh sebab itu kebenaran pernyataan normatif tidak dapat dibuktikan dengan melihat kenyataan. Kebanyakan ‘value judgement’ yang melibatkan kebijakan ekonomi akan berakhir pada perhitungan untung rugi dengan mempertimbangkan kepemilikan di satu sisi dan efisiensi ekonomi di sisi lainnya.
BEBERAPA BENTUK KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL
Umumnya negara sedang berkembang lebih memilih kebijakan ekonomi terbuka, yaitu melakukan hubungan ekonomi dengan luar negeri. Kebijakan ini akan membuka akses pasar ekspor bagi produk-produk mereka, sekaligus membuka sumber pengadaan barang modal dan bahan baku industri dari negara-negara lain. Secara teoretis, jika pengelolaan baik dan transparan, kebijakan ekonomi terbuka dapat mempercepat pembangunan ekonomi. Kebijakan perdagangan internasional terdiri atas kebijakan promosi ekspor, kebijakan substitusi impor, dan kebijakan proteksi industri.
1. Kebijakan Promosi Ekspor
Selain menghasilkan devisa, kebijakan promosi ekspor dapat melatih dan meningkatkan daya saing atau produktivitas para pelaku ekonomi dornotik. Umumnya, negara sedang berkembang mengekspor hasil-hasil sektor primer (pertanian dan pertambangan) atau hasil-hasil industri yang telah ditinggalkan negara-negara yang lebih dahulu maju. Thailand misalnya, sangat terkenal sebagai negara yang mampu menghasilkan devisa dari ekspor hasil pertanian. Sementara Indonesia, memperoleh devisa yang besar dari ekspor tekstil. Saar ini mereka tidalk lagi menambah perhatian pada sektor-sektor tersebut, melainkan berkonsentrasi pada industri yang padat ilmu pengetahuan, misalnya komputer dan peralatan komunikasi canggih atau peralatan militer modern. Hal ini dikarenakan nilai rambah dari penjualan produk-produk tersebut lebih tinggi dari yang dihasilkan industri mobil atau tekstil.
2. Kebijakan Substitusi Impor
Kebijakan substitusi impor adalah kebijakan untuk memproduksi barang-barang yang diimpor. Tujuan utamanya adalah penghematan devisa. Di Indonesia, pengembangan industri tekstil pada awalnya adalah substitusi impor. Jika tahap substitusi impor terlampaui, biasanya untuk tahap selanjutnya menempuh strategi promosi ekspor.
3. Kebijakan Proteksi Industri
Kebijakan proteksi industri umumnya bersifat sementara, sebab tujuannya untuk melindungi industri yang baru berkembang, sampai mereka mampu bersaing. Jika industri tersebut sudah berkembang, maka perlindungan dicabut. Perlindungan yang diberikan biasanya adalah pengenaan tarif dan atau pemberian kuota untuk barang-barang produk negara lain yang boleh masuk ke pasar domestik.
1. Kebijakan Promosi Ekspor
Selain menghasilkan devisa, kebijakan promosi ekspor dapat melatih dan meningkatkan daya saing atau produktivitas para pelaku ekonomi dornotik. Umumnya, negara sedang berkembang mengekspor hasil-hasil sektor primer (pertanian dan pertambangan) atau hasil-hasil industri yang telah ditinggalkan negara-negara yang lebih dahulu maju. Thailand misalnya, sangat terkenal sebagai negara yang mampu menghasilkan devisa dari ekspor hasil pertanian. Sementara Indonesia, memperoleh devisa yang besar dari ekspor tekstil. Saar ini mereka tidalk lagi menambah perhatian pada sektor-sektor tersebut, melainkan berkonsentrasi pada industri yang padat ilmu pengetahuan, misalnya komputer dan peralatan komunikasi canggih atau peralatan militer modern. Hal ini dikarenakan nilai rambah dari penjualan produk-produk tersebut lebih tinggi dari yang dihasilkan industri mobil atau tekstil.
2. Kebijakan Substitusi Impor
Kebijakan substitusi impor adalah kebijakan untuk memproduksi barang-barang yang diimpor. Tujuan utamanya adalah penghematan devisa. Di Indonesia, pengembangan industri tekstil pada awalnya adalah substitusi impor. Jika tahap substitusi impor terlampaui, biasanya untuk tahap selanjutnya menempuh strategi promosi ekspor.
3. Kebijakan Proteksi Industri
Kebijakan proteksi industri umumnya bersifat sementara, sebab tujuannya untuk melindungi industri yang baru berkembang, sampai mereka mampu bersaing. Jika industri tersebut sudah berkembang, maka perlindungan dicabut. Perlindungan yang diberikan biasanya adalah pengenaan tarif dan atau pemberian kuota untuk barang-barang produk negara lain yang boleh masuk ke pasar domestik.
DEFINISI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Pembangunan ialah perkataan yang digunakan secara meluas dalam semua media massa di seluruh dunia dan merupakan konsep yang kerap kali disebut dan dibincangkan oleh semua lapisan masyarakat, sama ada di Timur maupun di Barat, terutama di kalangan ahli politik, wartawan, dan ahli sains sosial. Walaupun pembangunan satu perkataan yang sudah biasa didengar dan diperkatakan oleh banyak orang, tetapi pengertian konsep pembangunan begitu luas cakupannya. Pengertian pembangunan perlu dihayati sebelum seseorang itu dapat memahami keseluruhan proses dan teori pembangunan. Usaha untuk memahami konsep pembangunan itu sendiri jauh lebih sukar daripada memahami proses dan teori pembangunan. Namun demikian, terdapat beberapa pengertian yang biasanya disinonimkan dengan konsep pembangunan, yaitu konsep pertumbahan ekonomi, modenisasi, industrialisasi, normatif/ atau hak keperluan asas, dan environmentalisme.
Pertumbuhan Ekonomi
Pengertian konsep pembangunan yang paling mudah dan populer ialah kemakmuran ekonomi. Kemakmuran ekonomi dihubung kaitkan dengan taraf kehidupan yang lebih baik, terutamanya dari segi akumulasi modal dan kekayaan sebuah negara. Niagara yang kaya-raya dianggap sebagai negara yang makmur. Kemakmuran ekonomi sesebuah negara dinilai dari segi pertumbahan ekonomi yang dicapai oleh negara terbabit dari semasa ke semasa. Jika kadar pertumbuhan ekonomi sesebuah negata itu meningkat dari setahun ke setahun, ini bermakna bahawa pembangunan adalah pesat di negara tersebut. Ringkasnya, pertumbuhan ekonomi adalah panting kepada pembangunan. Malah, pembangunan itu sendiri boleh diukur berdasarkan sejauh mana kadar pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh sesebuah negara dari semasa ke semasa.
Pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan dua kepentingan dalam proses pembangunan di sesebuah negara. Peningkatan kadar pertumbuhan ekonomi bermakna saiz ekonomi di sesebuah negara bertambah. Saiz ekonomi yang bertambah besar merujuk kepada suatu skala aktiviti ekonomi yang semakin meluas di dalam semua sektor. Ini bermakna lebih banyak peluang pekerjaan dapat diwujudkan dari semasa ke semasa. Kewujudan peluang-peluang pekerjaan yang berterusan dapat membantu sesebuah negara mencapai tahap guna tenaga penuh. Jika tahap ini dapat dicapai, maka sudah pasti tidak wujud lagi masalah seperti pengangguran di kalangan penduduk sesebuah negara. Secara umum, apabila tiada pengangguran bermakna tiadak ada lagi kemiskinan. Oleh itu, satu daripada matlamat utama pembangunan, adalah untuk menghapuskan kemiskinan.
Pertumbuhan ekonomi juga dapat meningkatkan pendapatan atau kadar upah para pekerja. Kenyataan tersebut dibuat kerena pertumbuhan ekonomi merujuk kepada pertambahan pengeluaran barangan dan perkhidmatan dalam sesebuah sistem ekonomi. Pengeluaran pula dapat ditingkatkan dengan meningkatkan produktiviti para pekerja. Produktiviti yang meningkat bermakna lebih hanyak keuntungan bakal diperoleh, dan secara langsung membolehkan kadar upah dinaikkan. Kenaikan kadar upah akan menyebabkan kenaikan kuasa ben. Upah yang tinggi dan mencukupi membolehkan penduduk mendapatkan segala keperluan kehidupan (sekiranya kadar inflasi senantiasa rendah). Oleh itu, satu lagi matlamat pembangunan adalah untuk menyediakan keperluan kehidupan yang mencukupi untuk setiap penduduk.
Ada beberapa faktor penting yang diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari semasa ke semasa. Pertumbuhan ekonomi tidak akan berlaku sekiranya sumber ekonomi yang tersedia ada tidak ditambah. Sumber ekonomi yang panting ialah modal, tanah, sumber manusia, sumber tenaga, kemudahan infrastruktur dan sebagainya. Lebih banyak sumber tersebut dapat diwujudkan dalam sesebuah sistem ekonomi, lebih banyaklah aktiviti pengeluaran dapat dijalankan. Aktiviti pengeluaran pula dapat mewujudkan lebih banyak peluang pekerjaan. Peluang pekerjaan baru dapat pula menambahkan kuasa beli di kalangan anggota sebuah masyarakat. Peningkatan kuasa beli menyebabkan bertambahnya permintaan terhadap barangan, sama ada barangan dan permintaan yang selalu ada, ataupun barang dan permintaan baru, misalnya rekreasi.
Pertumbuhan ekonomi bukan saja memerlukan pertambahan sumber ekonomi secara kuantitatif, tetapi boleh juga dicapai melalui peningkatan kualiti sumber ekonomi. Contohnya, peningkatan kualiti yang ada pada sumber manusia, yaitu dari segi kemahiran dan pengetahuan yang tersedia. Peningkatan kualiti sumber manusia boleh meningkatkan keahlian bekerja, dan seterusnya meningkatkan produktivitas. Dengan cara ini juga pengeluaran keseluruhan barangan dan permintaan dapat ditingkatkan.
Pertumbuhan Ekonomi
Pengertian konsep pembangunan yang paling mudah dan populer ialah kemakmuran ekonomi. Kemakmuran ekonomi dihubung kaitkan dengan taraf kehidupan yang lebih baik, terutamanya dari segi akumulasi modal dan kekayaan sebuah negara. Niagara yang kaya-raya dianggap sebagai negara yang makmur. Kemakmuran ekonomi sesebuah negara dinilai dari segi pertumbahan ekonomi yang dicapai oleh negara terbabit dari semasa ke semasa. Jika kadar pertumbuhan ekonomi sesebuah negata itu meningkat dari setahun ke setahun, ini bermakna bahawa pembangunan adalah pesat di negara tersebut. Ringkasnya, pertumbuhan ekonomi adalah panting kepada pembangunan. Malah, pembangunan itu sendiri boleh diukur berdasarkan sejauh mana kadar pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh sesebuah negara dari semasa ke semasa.
Pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan dua kepentingan dalam proses pembangunan di sesebuah negara. Peningkatan kadar pertumbuhan ekonomi bermakna saiz ekonomi di sesebuah negara bertambah. Saiz ekonomi yang bertambah besar merujuk kepada suatu skala aktiviti ekonomi yang semakin meluas di dalam semua sektor. Ini bermakna lebih banyak peluang pekerjaan dapat diwujudkan dari semasa ke semasa. Kewujudan peluang-peluang pekerjaan yang berterusan dapat membantu sesebuah negara mencapai tahap guna tenaga penuh. Jika tahap ini dapat dicapai, maka sudah pasti tidak wujud lagi masalah seperti pengangguran di kalangan penduduk sesebuah negara. Secara umum, apabila tiada pengangguran bermakna tiadak ada lagi kemiskinan. Oleh itu, satu daripada matlamat utama pembangunan, adalah untuk menghapuskan kemiskinan.
Pertumbuhan ekonomi juga dapat meningkatkan pendapatan atau kadar upah para pekerja. Kenyataan tersebut dibuat kerena pertumbuhan ekonomi merujuk kepada pertambahan pengeluaran barangan dan perkhidmatan dalam sesebuah sistem ekonomi. Pengeluaran pula dapat ditingkatkan dengan meningkatkan produktiviti para pekerja. Produktiviti yang meningkat bermakna lebih hanyak keuntungan bakal diperoleh, dan secara langsung membolehkan kadar upah dinaikkan. Kenaikan kadar upah akan menyebabkan kenaikan kuasa ben. Upah yang tinggi dan mencukupi membolehkan penduduk mendapatkan segala keperluan kehidupan (sekiranya kadar inflasi senantiasa rendah). Oleh itu, satu lagi matlamat pembangunan adalah untuk menyediakan keperluan kehidupan yang mencukupi untuk setiap penduduk.
Ada beberapa faktor penting yang diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari semasa ke semasa. Pertumbuhan ekonomi tidak akan berlaku sekiranya sumber ekonomi yang tersedia ada tidak ditambah. Sumber ekonomi yang panting ialah modal, tanah, sumber manusia, sumber tenaga, kemudahan infrastruktur dan sebagainya. Lebih banyak sumber tersebut dapat diwujudkan dalam sesebuah sistem ekonomi, lebih banyaklah aktiviti pengeluaran dapat dijalankan. Aktiviti pengeluaran pula dapat mewujudkan lebih banyak peluang pekerjaan. Peluang pekerjaan baru dapat pula menambahkan kuasa beli di kalangan anggota sebuah masyarakat. Peningkatan kuasa beli menyebabkan bertambahnya permintaan terhadap barangan, sama ada barangan dan permintaan yang selalu ada, ataupun barang dan permintaan baru, misalnya rekreasi.
Pertumbuhan ekonomi bukan saja memerlukan pertambahan sumber ekonomi secara kuantitatif, tetapi boleh juga dicapai melalui peningkatan kualiti sumber ekonomi. Contohnya, peningkatan kualiti yang ada pada sumber manusia, yaitu dari segi kemahiran dan pengetahuan yang tersedia. Peningkatan kualiti sumber manusia boleh meningkatkan keahlian bekerja, dan seterusnya meningkatkan produktivitas. Dengan cara ini juga pengeluaran keseluruhan barangan dan permintaan dapat ditingkatkan.
MANAJEMEN MODAL DENGAN RAMALAN MAKRO
Sebagian besar bank akan mengambil posisi untuk mendapatkan manfaat seoptimal mungkin hasil ramalan mereka tentang perubahan ekonomi yang mungkin terjadi pada masa depan. Beberapa contoh kebijaksanaan yang ditempuh bank sesuai dengan pengharapan mereka tentang empat macam ramalan perubahan ekonomi pada masa depan dapat dibaca pada paparan Manajemen Liabilities dan Assets yang Dilakukan Bank Berdasarkan Ramalan Kondisi Perekonomian pada Masa Depan.
Dijelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi pada masa depan dan perubahan suku bunga tidak dipertimbangkan secara simultan di dalam penentuan kebijakan. Lagi pula, tidak turut dipertimbangkan ramalan ekonomi lainnya yang dipertimbangkan oleh bank-bank lain. Akan tetapi, eksibisi mengilustrasikan berbagai macam kompromi “risiko dan pengembalian” yang selalu dihadapi para manajer bank. Contoh, jika manajer bank mengantisipasi (mengharapkan) ekonomi menguat (upswing), mereka berusaha meningkatkan penghasilannya dengan menggeser pemberian pinjamannya pada investasi dan membeli sekuritas yang relatif berisiko tinggi yang tingkat pengembaliannya tinggi. Sehingga jika ekonomi menguat seperti yang diramalkan, hanya sebagian kecil pinjaman yang diberikan dan sekuritas yang dibeli mengalami default (cedera janji), dan strategi seperti ini akan memperbaiki penghasilan bank. Akan tetapi seandainya ramalan bank mengenai perekonomian salah, revisi portofolio aktivanya lebih peka (sensitive) pada kondisi ekonomi lemah. Bank mungkin mengalami kehancuran saat ekonomi lemah, karena para peminjamnya (para debitur) gagal mengembalikan pinjamannya dan gagal melunasi bunga dan pokok sekuritasnya.
Bank-bank lain yang lebih conservative mungkin tidak terlalu terpengaruh meskipun ramalannya tentang ekonomi meleset, jika seandainya sebagian besar loan dan sekuritasnya adalah berisiko kecil. Tetapi jika ekonomi menguat sesuai dengan yang diramalkan, bank tidak diuntungkan. Sejauh mana bank bersedia menyesuaikan struktur neracanya berdasarkan ramalan ekonomi adalah bergantung pada keyakinan atau tingkat kepercayaannya kepada ramalan serta kesediaannya menanggung risiko.
Dijelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi pada masa depan dan perubahan suku bunga tidak dipertimbangkan secara simultan di dalam penentuan kebijakan. Lagi pula, tidak turut dipertimbangkan ramalan ekonomi lainnya yang dipertimbangkan oleh bank-bank lain. Akan tetapi, eksibisi mengilustrasikan berbagai macam kompromi “risiko dan pengembalian” yang selalu dihadapi para manajer bank. Contoh, jika manajer bank mengantisipasi (mengharapkan) ekonomi menguat (upswing), mereka berusaha meningkatkan penghasilannya dengan menggeser pemberian pinjamannya pada investasi dan membeli sekuritas yang relatif berisiko tinggi yang tingkat pengembaliannya tinggi. Sehingga jika ekonomi menguat seperti yang diramalkan, hanya sebagian kecil pinjaman yang diberikan dan sekuritas yang dibeli mengalami default (cedera janji), dan strategi seperti ini akan memperbaiki penghasilan bank. Akan tetapi seandainya ramalan bank mengenai perekonomian salah, revisi portofolio aktivanya lebih peka (sensitive) pada kondisi ekonomi lemah. Bank mungkin mengalami kehancuran saat ekonomi lemah, karena para peminjamnya (para debitur) gagal mengembalikan pinjamannya dan gagal melunasi bunga dan pokok sekuritasnya.
Bank-bank lain yang lebih conservative mungkin tidak terlalu terpengaruh meskipun ramalannya tentang ekonomi meleset, jika seandainya sebagian besar loan dan sekuritasnya adalah berisiko kecil. Tetapi jika ekonomi menguat sesuai dengan yang diramalkan, bank tidak diuntungkan. Sejauh mana bank bersedia menyesuaikan struktur neracanya berdasarkan ramalan ekonomi adalah bergantung pada keyakinan atau tingkat kepercayaannya kepada ramalan serta kesediaannya menanggung risiko.
FAKTOR PENTING TEORI EKONOMI MIKRO
Dalam teori ekonomi mikro didapati 4 unsur penting berikut, yaitu definisi-definisi, pemisalan-pemisalan, hipotesis dan pembuatan ramalan.
1. DEFINISI-DEFINISI
Definisi-definisi menjelaskan variabel-variabel (suatu besaran yang nilainya dapat mengalami perubahan) yang sifat hubungannya akan diterangkan dalam teori tersebut. Sebagai contoh dalam hukum permintaan dinyatakan “kalau harga suatu barang berubah maka jumlah barang yang diminta akan berubah”. Dengan demikian variabel yang terkait dalam hukum permintaan tersebut adalah variabel harga dan variabel jumlah barang yang diminta (dibeli).
Variabel dibedakan menjadi variabel endogenus (variabel yang sifatnya diterangkan dalam teori yang berkaitan) dan variabel eksogenus (variabel yang mempengaruhi variabel endogenus yang besarnya ditentukan oleh faktor-faktor yang berada di luar teori yang berkaitan)
2. PEMISALAN-PEMISALAN (ASUMSI)
Kegiatan ekonomi dan kehidupan perekonomian sangatlah kompleks sehingga harus dibuat gambaran yang Iebih sederhana mengenai hubungan suatu peristiwa dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya (terutama dengan faktor-faktor yang terpenting). Penyederhanaan tersebut dilakukan dengan membuat pemisalan-pemisalan. Pemisalan merupakan satu syarat penting untuk pembuatan teori. Pemisalan dikenal sebagai CETERIS PARIBUS (dari bahasa Latin yang berarti hal-hal lainnya tidak mengalami perubahan)
3. HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat umum mengenai barang dan jasa. Keinginan ini dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu keinginan yang disertai kemampuan membeli barang dan jasa yang diinginkan dan keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli. Keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli dinamakan permintaan efektif.
Keinginan manusia tidak terbatas jumlahnya, sedangkan sumber-sumber daya atau faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan terbatas baik dalam jumlah maupun dalam mutu. Dengan demikian manusia tidak dapat memperoleh dan menikmati semua barang dan jasa yang mereka inginkan akibat terjadinya ketidakseimbangan antara jumlah keinginan manusia dengan jumlah sumber daya yang tersedia. Disamping keterbatasan sumber daya yang ada terkadang keinginan masyarakat tidak disertai dengan kemampuan untuk membeli. Adanya ketidakseimbangan inilah yang menimbulkan aktivitas ekonomi. Manusia lalu berusaha untuk mengatur penggunaan sumber-sumber daya itu sedemikian rupa agar mereka dapat memenuhi keinginan sebanyak mungkin. Semua kegiatan manusia (perseorangan, perusahaan dan masyarakat) untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi yang ditujukan kepada usaha untuk memenuhi segala keinginan yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber-sumber daya yang serba terbatas dinamakan aktivitas ekonomi.
Upaya manusia untuk melakukan pengaturan guna memenuhi kebutuhannya menghendaki seseorang, perusahaan atau masyarakat untuk membuat keputusan tentang cara terbaik untuk melakukan kegiatan ekonomi. Pembuatan keputusan tersebut dimungkinkan karena tersedianya altenatif pilihan dalam melakukan kegiatan ekonomi agar dapat memilih alternatif terbaik yang mungkin. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persoalan pokok yang diterangkan dalam analisis ekonomi pada hakikatnya bertujuan untuk menjawab pertanyaan berikut:
Bagaimana caranya menggunakan sumber-sumber daya atau pendapatan tertentu agar penggunaan tersebut dapat memberikan kepuasan dan kemakmuran yang maksimum kepada individu dan masyarakat?
Dalam kenyataannya ada 3 persoalan pokok yang dihadapi dalam setiap perekonomian:
1. Barang dan jasa apa yang diproduksi (what)
2. Bagaimana cara memproduksi barang dan jasa tersebut (how)
3. Untuk siapa barang dan jasa tersebut diproduksi (for whom)
Permasalahan pertama (what) berkaitan dengan pertanyaan berapa banyaknya barang dan jasa harus dibuat, barang dan jasa apa yang harus dibuat, kapan akan diproduksi , termasuk pula ukuran dari barang dan jasa yang akan dibuat. Permasalahan pertama ini merupakan akibat langsung dari ketidakmampuan sumber-sumber daya yang tersedia untuk memproduksi semua barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat karena keterbatasannya. Oleh sebab itu masyarakat harus melakukan pilihan. Permasalahan kedua (how) berkaitan dengan siapa yang akan memproduksi, dengan gabungan faktor-faktor produksi yang mana serta dengan teknik produksi yang bagaimana yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Permasalahan ketiga (for whom) berkaitan dengan siapa yang akan menikmati dan memperoleh manfaat barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen, serta bagaimana mendistribusikan produk-produk yang dibuat.
Walaupun ketiga masalah ini sangat mendasar dan umum terjadi pada semua corak perekonomian, tetapi dengan berbedanya sistem perekonomian akan menimbulkan perbedaan cara pemecahan. Dalam kenyataannya ditemukan bahwa tidak ada satu orangpun atau satu organisasipun dalam perekonomian pasar yang mampu atau bertanggung jawab mengatasi masalah dasar itu sendiri. Yang mampu menjawab ke tiga masalah dasar tersebut adalah jutaan unit usaha dan konsumen yang terlibat dalam proses perdagangan sukarela, segenap tindakan dan tujuan mereka terkordinir oleh mekanisme sistem harga dan pasar.
1. DEFINISI-DEFINISI
Definisi-definisi menjelaskan variabel-variabel (suatu besaran yang nilainya dapat mengalami perubahan) yang sifat hubungannya akan diterangkan dalam teori tersebut. Sebagai contoh dalam hukum permintaan dinyatakan “kalau harga suatu barang berubah maka jumlah barang yang diminta akan berubah”. Dengan demikian variabel yang terkait dalam hukum permintaan tersebut adalah variabel harga dan variabel jumlah barang yang diminta (dibeli).
Variabel dibedakan menjadi variabel endogenus (variabel yang sifatnya diterangkan dalam teori yang berkaitan) dan variabel eksogenus (variabel yang mempengaruhi variabel endogenus yang besarnya ditentukan oleh faktor-faktor yang berada di luar teori yang berkaitan)
2. PEMISALAN-PEMISALAN (ASUMSI)
Kegiatan ekonomi dan kehidupan perekonomian sangatlah kompleks sehingga harus dibuat gambaran yang Iebih sederhana mengenai hubungan suatu peristiwa dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya (terutama dengan faktor-faktor yang terpenting). Penyederhanaan tersebut dilakukan dengan membuat pemisalan-pemisalan. Pemisalan merupakan satu syarat penting untuk pembuatan teori. Pemisalan dikenal sebagai CETERIS PARIBUS (dari bahasa Latin yang berarti hal-hal lainnya tidak mengalami perubahan)
3. HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat umum mengenai barang dan jasa. Keinginan ini dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu keinginan yang disertai kemampuan membeli barang dan jasa yang diinginkan dan keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli. Keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli dinamakan permintaan efektif.
Keinginan manusia tidak terbatas jumlahnya, sedangkan sumber-sumber daya atau faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan terbatas baik dalam jumlah maupun dalam mutu. Dengan demikian manusia tidak dapat memperoleh dan menikmati semua barang dan jasa yang mereka inginkan akibat terjadinya ketidakseimbangan antara jumlah keinginan manusia dengan jumlah sumber daya yang tersedia. Disamping keterbatasan sumber daya yang ada terkadang keinginan masyarakat tidak disertai dengan kemampuan untuk membeli. Adanya ketidakseimbangan inilah yang menimbulkan aktivitas ekonomi. Manusia lalu berusaha untuk mengatur penggunaan sumber-sumber daya itu sedemikian rupa agar mereka dapat memenuhi keinginan sebanyak mungkin. Semua kegiatan manusia (perseorangan, perusahaan dan masyarakat) untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi yang ditujukan kepada usaha untuk memenuhi segala keinginan yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber-sumber daya yang serba terbatas dinamakan aktivitas ekonomi.
Upaya manusia untuk melakukan pengaturan guna memenuhi kebutuhannya menghendaki seseorang, perusahaan atau masyarakat untuk membuat keputusan tentang cara terbaik untuk melakukan kegiatan ekonomi. Pembuatan keputusan tersebut dimungkinkan karena tersedianya altenatif pilihan dalam melakukan kegiatan ekonomi agar dapat memilih alternatif terbaik yang mungkin. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persoalan pokok yang diterangkan dalam analisis ekonomi pada hakikatnya bertujuan untuk menjawab pertanyaan berikut:
Bagaimana caranya menggunakan sumber-sumber daya atau pendapatan tertentu agar penggunaan tersebut dapat memberikan kepuasan dan kemakmuran yang maksimum kepada individu dan masyarakat?
Dalam kenyataannya ada 3 persoalan pokok yang dihadapi dalam setiap perekonomian:
1. Barang dan jasa apa yang diproduksi (what)
2. Bagaimana cara memproduksi barang dan jasa tersebut (how)
3. Untuk siapa barang dan jasa tersebut diproduksi (for whom)
Permasalahan pertama (what) berkaitan dengan pertanyaan berapa banyaknya barang dan jasa harus dibuat, barang dan jasa apa yang harus dibuat, kapan akan diproduksi , termasuk pula ukuran dari barang dan jasa yang akan dibuat. Permasalahan pertama ini merupakan akibat langsung dari ketidakmampuan sumber-sumber daya yang tersedia untuk memproduksi semua barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat karena keterbatasannya. Oleh sebab itu masyarakat harus melakukan pilihan. Permasalahan kedua (how) berkaitan dengan siapa yang akan memproduksi, dengan gabungan faktor-faktor produksi yang mana serta dengan teknik produksi yang bagaimana yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Permasalahan ketiga (for whom) berkaitan dengan siapa yang akan menikmati dan memperoleh manfaat barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen, serta bagaimana mendistribusikan produk-produk yang dibuat.
Walaupun ketiga masalah ini sangat mendasar dan umum terjadi pada semua corak perekonomian, tetapi dengan berbedanya sistem perekonomian akan menimbulkan perbedaan cara pemecahan. Dalam kenyataannya ditemukan bahwa tidak ada satu orangpun atau satu organisasipun dalam perekonomian pasar yang mampu atau bertanggung jawab mengatasi masalah dasar itu sendiri. Yang mampu menjawab ke tiga masalah dasar tersebut adalah jutaan unit usaha dan konsumen yang terlibat dalam proses perdagangan sukarela, segenap tindakan dan tujuan mereka terkordinir oleh mekanisme sistem harga dan pasar.
ASPEK YANG MEMPERNGARUHI BIAYA PRODUKSI
Untuk menjalankan produksi diperlukan tenaga kerja, bahan-bahan dasar, alat-alat dan mesin, bahan bakar, dan sebagainya, yaitu sumber-sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi. Untuk menentukan harga jual produk serta untuk dapat menentukan apakah suatu usaha itu rendabel, semua biaya produksi harus diperhitungkan dengan seteliti mungkin. Perhitungan semua biaya yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan suaru barang/jasa sampai barang tersebut terjual disebut “kalkulasi harga pokok“.
Pengertian Biaya
Dalam ilmu ekonomi biaya diartikan, semua pengorbanan yang perlu untuk suatu proses produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku. Dalam definisi ini ada empat unsur yang perlu diperhatikan:
a. Pengorbanan
Pengorbanan yang sesungguhnya adalah pemakaian faktor-faktor produksi atau sumber-sumber ekonomis bahan-bahan yang harus dipakai, waktu dan tenaga yang dicurahkan, peralatan dan mesin yang terpakai, upah karyawan yang harus dibayar, dan sebagainya.
Masalah pertama yang dihadapi oleh produsen adalah menentukan berapa jumlah pengorbanan tersebut. Untuk itu semua pengorbanan harus diukur dengan teliti (dikuantitatifkan): berapa kg bahan yang habis terpakai, berapa jam kerja yang telah dicurahkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, berapa jam mesin yang diperlukan untuk pembuatan suatu barang, dan sebagainya.
b. Pengorbanan yang perlu untuk produksi
Yang dihitung sebagai biaya hanyalah pengorbanan yang perlu saja, artinya yang tidak dapat dihindarkan. Jadi, pemborosan bahan atau waktu yang sebenarnya tidak perlu itu seharusnya tidak ikut dihitung sebagai biaya.
c. Dinilai dalam
Semua biaya produksi dinilai dalam uang. Pengeluaran yang memang harus dibayar dengan uang, seperti harga beli bahan-bahan atau gaji pegawai, sudah dengan sendirinya termasuk perhitungan biaya. Tetapi dapat tejadi bahwa ada hal-hal yang sebenrnya termasuk biaya produksi — tetapi tidak dibayar dengan uang. Misalnya, tenaga sendiri atau bahan-bahan yang diambil dari kebun sendiri. Karena tidak menyangkut pengeluaran uang, maka kerap kali juga tidak dihitung sebagai biaya. Padahal sebenarnya tenaga sendiri dan bahan-bahan itu juga harus ikut diperhitungkan sebagai biaya, meskipun tidak berupa pengeluaran uang.
Contoh lain adalah penyusutan gedung dan alat-alat produksi, yang betul-betul termasuk biaya, biar pun tidak ada satu sen pun dikeluarkan untuk itu. Biaya seperti itu, yang secara ekonomis harus dihitung sebagai biaya produksi tetapi bukan merupakan pengeluaran uang, sering juga disebut biaya implisit.
Bagaimana caranya pengorbanan atau biaya yang tidak menyangkut pengeluaran uangmmhamuadiperhituntglnan?Biaya-biaya tenanbundinilaidalamuaag,yammdiaannakan dengan harga yang umum berlaku dalam masyarakat untuk hal-hal seperti itu. Misalnya, harga pasar untuk basil kebun sendiri, untuk upah tarif yang bertaku umum, dan seterusnya. Cara ini dalam ilmu ekonomi disebut biaya alternadf (alternative cost atau opportunity cost).”
d. Menurut barna pasar yang berlaku
Kalau biaya harus dinilai dalam uang, nilai atau harga yang manakah yang harus dipakai? Di atas sudah disinggung bahwa yang dipakai adalah harga pasar yang berlaku.
Banyak orang memperhitungkan nilai bahan atau barang sama dengan harga yang dulu telah dibayar untuk membeli barang/bahan tersebut atau disebut “harga perolehan“. Tetapi berapa yang dulu dibayar untuk membeli suatu barang itu sebenarnya tidak penting lagi. Apalagi dalam masa kenaikan harga umum (inflasi). Agar suatu usaha bisa berjalan tarus (agar kontinuitas usaha terjamin), yang lebih panting adalah berapa harga yang harus dibayar sekarang kalau membeli barang yang sama lagi. Jadi yang dipakai sebagai pedoman untuk penentuan besarnya biaya dalam kalkulasi harga pokok adalah harga pasar yang berlaku sekarang (=pada saat penjualan) meskipun dahulu mungkin dibeli dengan harga yang lebih rendah atau lebih mahal.
Pengertian Biaya
Dalam ilmu ekonomi biaya diartikan, semua pengorbanan yang perlu untuk suatu proses produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku. Dalam definisi ini ada empat unsur yang perlu diperhatikan:
a. Pengorbanan
Pengorbanan yang sesungguhnya adalah pemakaian faktor-faktor produksi atau sumber-sumber ekonomis bahan-bahan yang harus dipakai, waktu dan tenaga yang dicurahkan, peralatan dan mesin yang terpakai, upah karyawan yang harus dibayar, dan sebagainya.
Masalah pertama yang dihadapi oleh produsen adalah menentukan berapa jumlah pengorbanan tersebut. Untuk itu semua pengorbanan harus diukur dengan teliti (dikuantitatifkan): berapa kg bahan yang habis terpakai, berapa jam kerja yang telah dicurahkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, berapa jam mesin yang diperlukan untuk pembuatan suatu barang, dan sebagainya.
b. Pengorbanan yang perlu untuk produksi
Yang dihitung sebagai biaya hanyalah pengorbanan yang perlu saja, artinya yang tidak dapat dihindarkan. Jadi, pemborosan bahan atau waktu yang sebenarnya tidak perlu itu seharusnya tidak ikut dihitung sebagai biaya.
c. Dinilai dalam
Semua biaya produksi dinilai dalam uang. Pengeluaran yang memang harus dibayar dengan uang, seperti harga beli bahan-bahan atau gaji pegawai, sudah dengan sendirinya termasuk perhitungan biaya. Tetapi dapat tejadi bahwa ada hal-hal yang sebenrnya termasuk biaya produksi — tetapi tidak dibayar dengan uang. Misalnya, tenaga sendiri atau bahan-bahan yang diambil dari kebun sendiri. Karena tidak menyangkut pengeluaran uang, maka kerap kali juga tidak dihitung sebagai biaya. Padahal sebenarnya tenaga sendiri dan bahan-bahan itu juga harus ikut diperhitungkan sebagai biaya, meskipun tidak berupa pengeluaran uang.
Contoh lain adalah penyusutan gedung dan alat-alat produksi, yang betul-betul termasuk biaya, biar pun tidak ada satu sen pun dikeluarkan untuk itu. Biaya seperti itu, yang secara ekonomis harus dihitung sebagai biaya produksi tetapi bukan merupakan pengeluaran uang, sering juga disebut biaya implisit.
Bagaimana caranya pengorbanan atau biaya yang tidak menyangkut pengeluaran uangmmhamuadiperhituntglnan?Biaya-biaya tenanbundinilaidalamuaag,yammdiaannakan dengan harga yang umum berlaku dalam masyarakat untuk hal-hal seperti itu. Misalnya, harga pasar untuk basil kebun sendiri, untuk upah tarif yang bertaku umum, dan seterusnya. Cara ini dalam ilmu ekonomi disebut biaya alternadf (alternative cost atau opportunity cost).”
d. Menurut barna pasar yang berlaku
Kalau biaya harus dinilai dalam uang, nilai atau harga yang manakah yang harus dipakai? Di atas sudah disinggung bahwa yang dipakai adalah harga pasar yang berlaku.
Banyak orang memperhitungkan nilai bahan atau barang sama dengan harga yang dulu telah dibayar untuk membeli barang/bahan tersebut atau disebut “harga perolehan“. Tetapi berapa yang dulu dibayar untuk membeli suatu barang itu sebenarnya tidak penting lagi. Apalagi dalam masa kenaikan harga umum (inflasi). Agar suatu usaha bisa berjalan tarus (agar kontinuitas usaha terjamin), yang lebih panting adalah berapa harga yang harus dibayar sekarang kalau membeli barang yang sama lagi. Jadi yang dipakai sebagai pedoman untuk penentuan besarnya biaya dalam kalkulasi harga pokok adalah harga pasar yang berlaku sekarang (=pada saat penjualan) meskipun dahulu mungkin dibeli dengan harga yang lebih rendah atau lebih mahal.
KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA DAN TANTANGANNYA
Situasi yang semula dihadapi Keynes adalah keadaan depresi di Eropa dan Amerika. Di sana pabrik-pabrik sudah ada, tenaga kerja yang ahli dan terampil ada, prasarana produksi seperti jalan dan jalur komunikasi ada, bank-bank juga ada namun semuanya macet karena kekurangan permintaan efektif. Maka, tindakan pemerintah untuk menambah Effective Demand, seperti yang disarankan oleh teori Keynes segera berhasil meningkatkan produksi tanpa menimbulkan inflasi.
Situasi demikian itu tidak boleh disamakan dengan situasi di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Produksi kita masih rendah, tidak karena kekurangan permintaan masyarakat (segi demand), melainkan karena kelemahan struktural (segi supply): kurang keahlian, kurang prasarana, kurang industri, dan sebagainya. Demikian pula sifat pengangguran berbeda. Pengangguran di Indonesia tidak pertama-tama bersifat “konjunktural” (karena kekurangan atau fluktuasi dalam permintaan efektit), melainkan struktural (karena memang kekurangan kesempatan kerja). Situasi demikian ini tidak bisa ditangani dengan cara “asal menambah permintaan efektit” saja. Sebab setiap tambahan permintaan efektif (entaih dari keuangan negara, dari ekspor, dari kredit luar negeri, atau dari ekspansi kredit bank) segera mengandung bahaya kenaikan harga, tidak karena permintaan itu begitu berlebihan, melainkan karena pertambahan produksi (output) tertinggal atau kalah cepat dengan pertambahan permintaan itu, jadi karena kendala-kendala di sektor produksi. Bila penyakitnya berbeda, obatnyapun harus berbeda.
Kebijakan ekonomi atau politik ekonomi (economic policy), yaitu cara-cara yang ditempuh atau tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintah dengan maksud untuk mengatur kehidupan ekonomi nasional guna mencapai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan-tujuan yang mau dicapai telah ditetapkan oleh para wakil rakyat di MPR-DPR dan dituangkan dalam GBHN, yang dapat diringkas dalam “trilogi pembangunan“: kestabilan, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan.
Masalah konkret yang dihadapi dalam politik ekonomi ialah bahwa tujuan-tujuan tersebut belum tentu dapat dicapai bersama-sama. Sebab kerap kali usaha untuk mencapai tujuan yang satu terpaksa sedikit banyak harus mengorbankan tujuan yang lain. Misalnya, untuk menciptakan lapangan pekerjaan diperlukan investasi dalam jumlah yang besar. Tetapi investasi besar-besaran mudah menimbulkan inflasi dan memberatkan Neraca Pembayaran karena memperbesar impor. Demikian pula usaha menstabilkan harga beras sering bertolak belakang dengan usaha memajukan sektor pertanian dan pemerataan pendapatan bagi petani. Untuk menjawab tantangan itu memang diperlukan kebijaksanaan.
Situasi demikian itu tidak boleh disamakan dengan situasi di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Produksi kita masih rendah, tidak karena kekurangan permintaan masyarakat (segi demand), melainkan karena kelemahan struktural (segi supply): kurang keahlian, kurang prasarana, kurang industri, dan sebagainya. Demikian pula sifat pengangguran berbeda. Pengangguran di Indonesia tidak pertama-tama bersifat “konjunktural” (karena kekurangan atau fluktuasi dalam permintaan efektit), melainkan struktural (karena memang kekurangan kesempatan kerja). Situasi demikian ini tidak bisa ditangani dengan cara “asal menambah permintaan efektit” saja. Sebab setiap tambahan permintaan efektif (entaih dari keuangan negara, dari ekspor, dari kredit luar negeri, atau dari ekspansi kredit bank) segera mengandung bahaya kenaikan harga, tidak karena permintaan itu begitu berlebihan, melainkan karena pertambahan produksi (output) tertinggal atau kalah cepat dengan pertambahan permintaan itu, jadi karena kendala-kendala di sektor produksi. Bila penyakitnya berbeda, obatnyapun harus berbeda.
Kebijakan ekonomi atau politik ekonomi (economic policy), yaitu cara-cara yang ditempuh atau tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintah dengan maksud untuk mengatur kehidupan ekonomi nasional guna mencapai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan-tujuan yang mau dicapai telah ditetapkan oleh para wakil rakyat di MPR-DPR dan dituangkan dalam GBHN, yang dapat diringkas dalam “trilogi pembangunan“: kestabilan, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan.
Masalah konkret yang dihadapi dalam politik ekonomi ialah bahwa tujuan-tujuan tersebut belum tentu dapat dicapai bersama-sama. Sebab kerap kali usaha untuk mencapai tujuan yang satu terpaksa sedikit banyak harus mengorbankan tujuan yang lain. Misalnya, untuk menciptakan lapangan pekerjaan diperlukan investasi dalam jumlah yang besar. Tetapi investasi besar-besaran mudah menimbulkan inflasi dan memberatkan Neraca Pembayaran karena memperbesar impor. Demikian pula usaha menstabilkan harga beras sering bertolak belakang dengan usaha memajukan sektor pertanian dan pemerataan pendapatan bagi petani. Untuk menjawab tantangan itu memang diperlukan kebijaksanaan.
HARGA DASAR PASAR EKONOMI
Mungkin juga harga suatu barang dipandang terlalu rendah sehingga pendapatan pura produsen terancam. Untuk melindungi para produsen make pemerintah dapat melakukan campur tangan dengan menetapkan harga minimum atau Harga Eceran Terendah. Harga minimum ini lebih tinggi daripada harga keseimbangan yang berlaku di pasar dan disebut harga dasar (floor price atau support price).
Misalnya, Caine harga beras di pasar bebas turun di bawah tingkatan yang dipandang wajar, maka para petani dapat menjual berasnya kepada BULOG dengan harga dasar yang telah ditetapkan pemerintah. Dengan jalan demikian pemerintah menjamin harga minimum untuk para petani, dan mencegah keuntungan yang tidak wajar jatuh di tangan pedagang. Hal ini dilakukan di banyak negara, khususnya untuk menstabilkan harga hasil-hasi pertanian. Dengan jalan yang sama juga ditetapkan upah minimum untuk karyawan.
Misalnya, Caine harga beras di pasar bebas turun di bawah tingkatan yang dipandang wajar, maka para petani dapat menjual berasnya kepada BULOG dengan harga dasar yang telah ditetapkan pemerintah. Dengan jalan demikian pemerintah menjamin harga minimum untuk para petani, dan mencegah keuntungan yang tidak wajar jatuh di tangan pedagang. Hal ini dilakukan di banyak negara, khususnya untuk menstabilkan harga hasil-hasi pertanian. Dengan jalan yang sama juga ditetapkan upah minimum untuk karyawan.
PENGERTIAN MEKANISME DAN HARGA PASAR
analisis yang dikembangkan oleh para ahli ekonomi untuk lebih dapat memahami proses ekonomi yang tetjadi di dalam masyarakat. Dalam bagian ini akan dibicarakan pengertian permintaan (Demand), penawaran (Supply), dan interaksi antara keduanya yang bersama-sama membentuk harga (Price) di pasar (Market).
Yang ditekankan adalah bagaimana hubungan antara jumlah barang yang man dibeli atau dijual, dan harga barang itu, apa yang menyebabkan perubahan harga, dan bagaimana reaksi pembeli dan penjual bila ada perubahan harga. Dengan bantuan pengertian ini, diharapkan Anda dapat lebih memahami bagaimana cara keerja sistem harga dan pasar dalam memecahkan masalah pokokekonomi
— Pembeli dan harga pasar: Permintaan
— Penjual den harga barang: Penawaran
— Harga keseimbangan: head interaksi permintaan den penawaran di pasar
Apa,bagaiman,dan untuk siapa. Lagipula mengapa pemerintah dalam beberapa hal perlu campur tangan untuk memodifikasi sistem pasar bebas demi kepentingan masyarakat.
Pembeli dan harga barang: permintaan
Untuk hidup layak dalam masyarakat, orang membutuhkan aneka ragam barang dan jasa. Yang tidak dapat diusahakan sendiri atau di produksi, terpaksa harus dibeli. Dibeli berarti orang harus membayar harganya. Berapa jumlah dari suatu barang tertentu yang dibeli oleh masyarakat tergantung dari berbagai faktor:
Berapa jumlah pembelinya;
Berapa banyak uang yang mereka miliki untuk dibelanjakan;
Berapa mahal harga barang;
Berapa harga barang – barang lain;
Termasuk kebutuhan pokokkah barang itu juga mode dan selera konsumen. Gengsinya dalam masyarakat, dan masih banyak lainnya lagi. Karena tidak mungkin semua faktor yang ikut berpengaruh dibahas sekaligus, dalam pasal ini kite fokuskan perhatian pada hubungan antara jumlah suatu barang/jasa yang mau dibeli (Quantity demanded) dan harga (Price) barang itu. Faktor-faktor lain yang mungkin ikut mempengaruhi jumlah yang mau dibeli itu untuk sementara dikesampingkan dulu dengan anggapan “ceteris paribus”.
Yang ditekankan adalah bagaimana hubungan antara jumlah barang yang man dibeli atau dijual, dan harga barang itu, apa yang menyebabkan perubahan harga, dan bagaimana reaksi pembeli dan penjual bila ada perubahan harga. Dengan bantuan pengertian ini, diharapkan Anda dapat lebih memahami bagaimana cara keerja sistem harga dan pasar dalam memecahkan masalah pokokekonomi
— Pembeli dan harga pasar: Permintaan
— Penjual den harga barang: Penawaran
— Harga keseimbangan: head interaksi permintaan den penawaran di pasar
Apa,bagaiman,dan untuk siapa. Lagipula mengapa pemerintah dalam beberapa hal perlu campur tangan untuk memodifikasi sistem pasar bebas demi kepentingan masyarakat.
Pembeli dan harga barang: permintaan
Untuk hidup layak dalam masyarakat, orang membutuhkan aneka ragam barang dan jasa. Yang tidak dapat diusahakan sendiri atau di produksi, terpaksa harus dibeli. Dibeli berarti orang harus membayar harganya. Berapa jumlah dari suatu barang tertentu yang dibeli oleh masyarakat tergantung dari berbagai faktor:
Berapa jumlah pembelinya;
Berapa banyak uang yang mereka miliki untuk dibelanjakan;
Berapa mahal harga barang;
Berapa harga barang – barang lain;
Termasuk kebutuhan pokokkah barang itu juga mode dan selera konsumen. Gengsinya dalam masyarakat, dan masih banyak lainnya lagi. Karena tidak mungkin semua faktor yang ikut berpengaruh dibahas sekaligus, dalam pasal ini kite fokuskan perhatian pada hubungan antara jumlah suatu barang/jasa yang mau dibeli (Quantity demanded) dan harga (Price) barang itu. Faktor-faktor lain yang mungkin ikut mempengaruhi jumlah yang mau dibeli itu untuk sementara dikesampingkan dulu dengan anggapan “ceteris paribus”.
PERILAKU PRODUSEN DALAM PASAR
Pembahasan dasar-dasar teori ekonomi mikro mengenai perilaku produsen: apa pertimbangan produsen dalam menentukan berapa yang akan ditawarkan pada berbagai tingkat harga. Dengan kata lain: apa yang menentukan supply dari segi produsen dan apa yang ada di belakang kurva supply-nya itu. Agar prinsip dasar mudah dipahami, ulasan agak difokuskan pada perusahaan industri dalam bentuk pasar persaingan. Tetapi dengan mudah dapat diterapkan pula pada usaha lain seperti usaha pertanian atau usaha dagang.
Pokok persoalan ekonomi yang dihadapi oleh seorang produsen adalah bagaimana dangan sumber daya yang terbatas dapat mencapai basil yang sebaik-baiknya. Produsen dikatakan berhasil secara ekonomis apabila usahanya itu rendabel mau menghasilkan laba. Untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan, seorang produsen harus bertindak secara ekonomis, artinya ia masih mempertimbangkan hasil dan pengorbanan.
Hasil yaitu produk (barang/jasa) yang dihasilkan (= output) yang dinilai dalam uang menurut harga pasar menimbulkan PENERIMAAN (revenue).
PENGORBANAN yaitu faktor-faktor produksi yang dipergunakan: bahan, tenaga kerja, mesin dan peralatan, dan sebagainya (=input), yang dinilai dalam uang menurut harga pasar adalah BIAYA (cost).
Perusahaan terletak diantara dua pasar:
- Pasar Pembelian: dimana perusahaan membeli faktor-faktor produksi yang diperlukan (INPUT/masukan) yang dibayarkan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku = Biaya.
- Pasar penjualan: dimana pasar perusahaan menjual produk (barang/jasa) yang dihasilkan (OUTPUT/keluaran) diimbangi dengan pembayaran = PENERIMAAN
Dalam menganalisis perilaku produsen kita berpangkal pada anggapan bahwa
• produsen bertindak secara rasional.
• produsen telah mengetahui apa yang akan dihasilkan.
• produsen menghendaki basil yang sebaik mungkin dari usahanya.
Pokok persoalan ekonomi yang dihadapi oleh seorang produsen adalah bagaimana dangan sumber daya yang terbatas dapat mencapai basil yang sebaik-baiknya. Produsen dikatakan berhasil secara ekonomis apabila usahanya itu rendabel mau menghasilkan laba. Untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan, seorang produsen harus bertindak secara ekonomis, artinya ia masih mempertimbangkan hasil dan pengorbanan.
Hasil yaitu produk (barang/jasa) yang dihasilkan (= output) yang dinilai dalam uang menurut harga pasar menimbulkan PENERIMAAN (revenue).
PENGORBANAN yaitu faktor-faktor produksi yang dipergunakan: bahan, tenaga kerja, mesin dan peralatan, dan sebagainya (=input), yang dinilai dalam uang menurut harga pasar adalah BIAYA (cost).
Perusahaan terletak diantara dua pasar:
- Pasar Pembelian: dimana perusahaan membeli faktor-faktor produksi yang diperlukan (INPUT/masukan) yang dibayarkan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku = Biaya.
- Pasar penjualan: dimana pasar perusahaan menjual produk (barang/jasa) yang dihasilkan (OUTPUT/keluaran) diimbangi dengan pembayaran = PENERIMAAN
Dalam menganalisis perilaku produsen kita berpangkal pada anggapan bahwa
• produsen bertindak secara rasional.
• produsen telah mengetahui apa yang akan dihasilkan.
• produsen menghendaki basil yang sebaik mungkin dari usahanya.
FAKTOR-FAKTOR UTAMA ASPEK EKONOMI MIKRO
Dalam teori ekonomi mikro didapati 4 unsur penting berikut, yaitu definisi-definisi, pemisalan-pemisalan, hipotesis dan pembuatan ramalan.
1. DEFINISI-DEFINISI
Definisi-definisi menjelaskan variabel-variabel (suatu besaran yang nilainya dapat mengalami perubahan) yang sifat hubungannya akan diterangkan dalam teori tersebut. Sebagai contoh dalam hukum permintaan dinyatakan “kalau harga suatu barang berubah maka jumlah barang yang diminta akan berubah”. Dengan demikian variabel yang terkait dalam hukum permintaan tersebut adalah variabel harga dan variabel jumlah barang yang diminta (dibeli).
Variabel dibedakan menjadi variabel endogenus (variabel yang sifatnya diterangkan dalam teori yang berkaitan) dan variabel eksogenus (variabel yang mempengaruhi variabel endogenus yang besarnya ditentukan oleh faktor-faktor yang berada di luar teori yang berkaitan)
2. PEMISALAN-PEMISALAN (ASUMSI)
Kegiatan ekonomi dan kehidupan perekonomian sangatlah kompleks sehingga harus dibuat gambaran yang lebih sederhana mengenai hubungan suatu peristiwa dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya (terutama dengan faktor-faktor yang terpenting). Penyederhanaan tersebut dilakukan dengan membuat pemisalan-pemisalan. Pemisalan merupakan satu syarat penting untuk pembuatan teori. Pemisalan dikenal sebagai CETERIS PARIBUS (dari bahasa Latin yang berarti hal-hal lainnya tidak mengalami perubahan)
3. HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat umum mengenai barang dan jasa. Keinginan ini dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu keinginan yang disertai kemampuan membeli barang dan jasa yang diinginkan dan keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli. Keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli dinamakan permintaan efektif.
Keinginan manusia tidak terbatas jumlahnya, sedangkan sumber-sumber daya atau faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan terbatas baik dalam jumlah maupun dalam mutu. Dengan demikian manusia tidak dapat memperoleh dan menikmati semua barang dan jasa yang mereka inginkan akibat terjadinya ketidakseimbangan antara jumlah keinginan manusia dengan jumlah sumber daya yang tersedia. Disamping keterbatasan sumber daya yang ada terkadang keinginan masyarakat tidak disertai dengan kemampuan untuk membeli. Adanya ketidakseimbangan inilah yang menimbulkan aktivitas ekonomi. Manusia lalu berusaha untuk mengatur penggunaan sumber-sumber daya itu sedemikian rupa agar mereka dapat memenuhi keinginan sebanyak mungkin. Semua kegiatan manusia (perseorangan, perusahaan dan masyarakat) untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi yang ditujukan kepada usaha untuk memenuhi segala keinginan yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber-sumber daya yang serba terbatas dinamakan aktivitas ekonomi.
Upaya manusia untuk melakukan pengaturan guna memenuhi kebutuhannya menghendaki seseorang, perusahaan atau masyarakat untuk membuat keputusan tentang cara terbaik untuk melakukan kegiatan ekonomi. Pembuatan keputusan tersebut dimungkinkan karena tersedianya altenatif pilihan dalam melakukan kegiatan ekonomi agar dapat memilih alternatif terbaik yang mungkin. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persoalan pokok yang diterangkan dalam analisis ekonomi pada hakikatnya bertujuan untuk menjawab pertanyaan berikut:
Bagaimana caranya menggunakan sumber-sumber daya atau pendapatan tertentu agar penggunaan tersebut dapat memberikan kepuasan dan kemakmuran yang maksimum kepada individu dan masyarakat?
Dalam kenyataannya ada 3 persoalan pokok yang dihadapi dalam setiap perekonomian:
1. Barang dan jasa apa yang diproduksi (what)
2. Bagaimana cara memproduksi barang dan jasa tersebut (how)
3. Untuk siapa barang dan jasa tersebut diproduksi (for whom)
Permasalahan pertama (what) berkaitan dengan pertanyaan berapa banyaknya barang dan jasa harus dibuat, barang dan jasa apa yang harus dibuat, kapan akan diproduksi , termasuk pula ukuran dari barang dan jasa yang akan dibuat. Permasalahan pertama ini merupakan akibat langsung dari ketidakmampuan sumber-sumber daya yang tersedia untuk memproduksi semua barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat karena keterbatasannya. Oleh sebab itu masyarakat harus melakukan pilihan. Permasalahan kedua (how) berkaitan dengan siapa yang akan memproduksi, dengan gabungan faktor-faktor produksi yang mana serta dengan teknik produksi yang bagaimana yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Permasalahan ketiga (for whom) berkaitan dengan siapa yang akan menikmati dan memperoleh manfaat barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen, serta bagaimana mendistribusikan produk-produk yang dibuat.
Walaupun ketiga masalah ini sangat mendasar dan umum terjadi pada semua corak perekonomian, tetapi dengan berbedanya sistem perekonomian akan menimbulkan perbedaan cara pemecahan. Dalam kenyataannya ditemukan bahwa tidak ada satu orangpun atau satu organisasipun dalam perekonomian pasar yang mampu atau bertanggung jawab mengatasi masalah dasar itu sendiri. Yang mampu menjawab ke tiga masalah dasar tersebut adalah jutaan unit usaha dan konsumen yang terlibat dalam proses perdagangan sukarela, segenap tindakan dan tujuan mereka terkoordinir oleh mekanisme sistem harga dan pasar.
1. DEFINISI-DEFINISI
Definisi-definisi menjelaskan variabel-variabel (suatu besaran yang nilainya dapat mengalami perubahan) yang sifat hubungannya akan diterangkan dalam teori tersebut. Sebagai contoh dalam hukum permintaan dinyatakan “kalau harga suatu barang berubah maka jumlah barang yang diminta akan berubah”. Dengan demikian variabel yang terkait dalam hukum permintaan tersebut adalah variabel harga dan variabel jumlah barang yang diminta (dibeli).
Variabel dibedakan menjadi variabel endogenus (variabel yang sifatnya diterangkan dalam teori yang berkaitan) dan variabel eksogenus (variabel yang mempengaruhi variabel endogenus yang besarnya ditentukan oleh faktor-faktor yang berada di luar teori yang berkaitan)
2. PEMISALAN-PEMISALAN (ASUMSI)
Kegiatan ekonomi dan kehidupan perekonomian sangatlah kompleks sehingga harus dibuat gambaran yang lebih sederhana mengenai hubungan suatu peristiwa dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya (terutama dengan faktor-faktor yang terpenting). Penyederhanaan tersebut dilakukan dengan membuat pemisalan-pemisalan. Pemisalan merupakan satu syarat penting untuk pembuatan teori. Pemisalan dikenal sebagai CETERIS PARIBUS (dari bahasa Latin yang berarti hal-hal lainnya tidak mengalami perubahan)
3. HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat umum mengenai barang dan jasa. Keinginan ini dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu keinginan yang disertai kemampuan membeli barang dan jasa yang diinginkan dan keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli. Keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli dinamakan permintaan efektif.
Keinginan manusia tidak terbatas jumlahnya, sedangkan sumber-sumber daya atau faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan terbatas baik dalam jumlah maupun dalam mutu. Dengan demikian manusia tidak dapat memperoleh dan menikmati semua barang dan jasa yang mereka inginkan akibat terjadinya ketidakseimbangan antara jumlah keinginan manusia dengan jumlah sumber daya yang tersedia. Disamping keterbatasan sumber daya yang ada terkadang keinginan masyarakat tidak disertai dengan kemampuan untuk membeli. Adanya ketidakseimbangan inilah yang menimbulkan aktivitas ekonomi. Manusia lalu berusaha untuk mengatur penggunaan sumber-sumber daya itu sedemikian rupa agar mereka dapat memenuhi keinginan sebanyak mungkin. Semua kegiatan manusia (perseorangan, perusahaan dan masyarakat) untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi yang ditujukan kepada usaha untuk memenuhi segala keinginan yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber-sumber daya yang serba terbatas dinamakan aktivitas ekonomi.
Upaya manusia untuk melakukan pengaturan guna memenuhi kebutuhannya menghendaki seseorang, perusahaan atau masyarakat untuk membuat keputusan tentang cara terbaik untuk melakukan kegiatan ekonomi. Pembuatan keputusan tersebut dimungkinkan karena tersedianya altenatif pilihan dalam melakukan kegiatan ekonomi agar dapat memilih alternatif terbaik yang mungkin. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persoalan pokok yang diterangkan dalam analisis ekonomi pada hakikatnya bertujuan untuk menjawab pertanyaan berikut:
Bagaimana caranya menggunakan sumber-sumber daya atau pendapatan tertentu agar penggunaan tersebut dapat memberikan kepuasan dan kemakmuran yang maksimum kepada individu dan masyarakat?
Dalam kenyataannya ada 3 persoalan pokok yang dihadapi dalam setiap perekonomian:
1. Barang dan jasa apa yang diproduksi (what)
2. Bagaimana cara memproduksi barang dan jasa tersebut (how)
3. Untuk siapa barang dan jasa tersebut diproduksi (for whom)
Permasalahan pertama (what) berkaitan dengan pertanyaan berapa banyaknya barang dan jasa harus dibuat, barang dan jasa apa yang harus dibuat, kapan akan diproduksi , termasuk pula ukuran dari barang dan jasa yang akan dibuat. Permasalahan pertama ini merupakan akibat langsung dari ketidakmampuan sumber-sumber daya yang tersedia untuk memproduksi semua barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat karena keterbatasannya. Oleh sebab itu masyarakat harus melakukan pilihan. Permasalahan kedua (how) berkaitan dengan siapa yang akan memproduksi, dengan gabungan faktor-faktor produksi yang mana serta dengan teknik produksi yang bagaimana yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Permasalahan ketiga (for whom) berkaitan dengan siapa yang akan menikmati dan memperoleh manfaat barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen, serta bagaimana mendistribusikan produk-produk yang dibuat.
Walaupun ketiga masalah ini sangat mendasar dan umum terjadi pada semua corak perekonomian, tetapi dengan berbedanya sistem perekonomian akan menimbulkan perbedaan cara pemecahan. Dalam kenyataannya ditemukan bahwa tidak ada satu orangpun atau satu organisasipun dalam perekonomian pasar yang mampu atau bertanggung jawab mengatasi masalah dasar itu sendiri. Yang mampu menjawab ke tiga masalah dasar tersebut adalah jutaan unit usaha dan konsumen yang terlibat dalam proses perdagangan sukarela, segenap tindakan dan tujuan mereka terkoordinir oleh mekanisme sistem harga dan pasar.
PEMASARAN MIKRO & MAKRO
Dalam kacamata mikro, pemasaran dianggap sebagai rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi.
Artinya adalah pemasaran hanya dianggap sebagai alat yang dipakai oleh organisasi untuk mendapatkan laba. Aktivitas itu mencakup penciptaan barang/jasa, menyerahkan kepada konsumen, mengkomunikasikan kepada konsumen, dan memberikan harga untuk barang/jasa yang akan dikonsumsi konsumen.
Contoh : Sebuah perusahaan roti memandang pemasaran dari kacamata mikro adalah proses pembuatan roti, membawa roti itu ke toko roti, mempromosikan rotinya, dan memberikan harga untuk setiap jenis roti.
Dalam kacamata makro, pemasaran dilihat sebagai proses sosial.
Artinya adalah pemasaran merupakan sebuah proses sosial yang terjadi antara produsen dan konsumen. Lebih tepatnya antara banyak individual produsen dan banyak individual konsumen. Dalam pandangan pemasaran sebagai proses sosial, sesungguhnya terdapat ketidaksesuaian (discrepancies) dan perbedaan (separations) antara produsen dan konsumen. Pemasaran menjadi jembatan yang mengatasi ketidaksesuaian dan perbedaan tersebut.
Ketidaksesuaian yang ada adalah :
1. Kuantitas
Produsen akan menjual dalam jumlah yang besar.
Konsumen membutuhkan dalam jumlah yang sedikit.
Contoh : Toko bakeri akan membuat puluhan bahkan ratusan roti dalam satu hari, tetapi seorang konsumen mungkin hanya akan makan 1-3 buah roti per hari.
2. Jenis
Produsen membuat/menyediakan 1 jenis barang/jasa
Konsumen membutuhkan berbagai jenis barang/jasa untuk pemenuhan kebutuhannya
Contoh : Toko bakeri hanya akan memproduksi roti, sedangkan sedangkan seorang konsumen membutuhkan lebih dari roti. Seorang konsumen butuh pakaian, makanan, minuman yang bermacam-macam.
Perbedaan yang ada adalah :
1. Tempat
Produsen akan menempatkan tempat produksinya di lokasi yang menguntungkan secara ekonomis
Konsumen berada di tempat yang tersebar
Contoh : sebuah perusahaan semen akan membuat lokasi pabriknya di tempat yang dekat dengan penghasil kapur, karena pabrik semen adalah material-oriented (berfokus pada bahan baku). Sedangkan pengguna semen bisa berada di seluruh lokasi apakah itu kota atau desa dengan lokasi yang saling berbeda.
2. Waktu
Produsen menginginkan penjualan terjadi pada waktu produksi terjadi.
Konsumen melakukan pembelian ketika mereka membutuhkan barang/jasa tersebut.
Contoh : Toko bakeri menginginkan penjualan terjadi ketika roti keluar dari oven, tetapi pada kenyataannya kita sering melihat bahwa roti tersebut harus dibawa dulu dari oven ke pajangan dan terkadang harus menunggu beberapa waktu sampai konsumen membeli roti tersebut.
3. Informasi
Produsen perlu mengetahui apa, kepada siapa, tempat menjual, kapan, dan pada harga berapa dia harus menjual barang/jasanya.
Konsumen ingin mengetahui siapa yang menyediakan barang/jasa, tempat membeli, kapan membelinya, dan berapa uang yang harus dia keluarkan untuk membeli.
4. Nilai
Produsen menilai barang/jasa dari biaya produksi dan harga kompetitif.
Konsumen menilai barang/jasa dari kemampuan barang/jasa tersebut untuk memenuhi kebutuhannya dan kemampuannya untuk membayar.
Contoh : Perusahaan baju akan menghitung biaya kain, benang, kancing, upah menjahit ditambah dengan keuntungan untuk menentukan harga sebuah baju setelah membandingkan dengan produk pesaing yang sejenis. Konsumen yang akan membeli baju akan melihat apakah sebuah baju dapat membuat dia tampil lebih baik dan kemampuan dia untuk membeli baju tersebut.
5. Kepemilikan
Produsen mempunyai kepemilikan atas barang/jasa yang diproduksinya, tetapi tidak ingin memakainya.
Konsumen tidak mempunyai kepemilikan atas barang/jasa, tetapi menginginkannya.
Contoh : Pabrik mie mempunyai kepemilikan atas mie, tetapi pabrik tersebut tidak serta merta makan semua produksi mienya. Sebaliknya konsumen tidak punya kepemilikan atas mie, tetapi menginginkan mie untuk dikonsumsinya.
Berdasarkan penjelasan diatas tentang pemasaran dipandang dari sisi makro dan mikro, sesungguhnya penting untuk perusahaan mengetahui pemasaran dari sisi mikro tetapi melihat pemasaran dari sisi makro akan memberikan pandangan yang lebih luas tentang fungsi pemasaran.
Artinya adalah pemasaran hanya dianggap sebagai alat yang dipakai oleh organisasi untuk mendapatkan laba. Aktivitas itu mencakup penciptaan barang/jasa, menyerahkan kepada konsumen, mengkomunikasikan kepada konsumen, dan memberikan harga untuk barang/jasa yang akan dikonsumsi konsumen.
Contoh : Sebuah perusahaan roti memandang pemasaran dari kacamata mikro adalah proses pembuatan roti, membawa roti itu ke toko roti, mempromosikan rotinya, dan memberikan harga untuk setiap jenis roti.
Dalam kacamata makro, pemasaran dilihat sebagai proses sosial.
Artinya adalah pemasaran merupakan sebuah proses sosial yang terjadi antara produsen dan konsumen. Lebih tepatnya antara banyak individual produsen dan banyak individual konsumen. Dalam pandangan pemasaran sebagai proses sosial, sesungguhnya terdapat ketidaksesuaian (discrepancies) dan perbedaan (separations) antara produsen dan konsumen. Pemasaran menjadi jembatan yang mengatasi ketidaksesuaian dan perbedaan tersebut.
Ketidaksesuaian yang ada adalah :
1. Kuantitas
Produsen akan menjual dalam jumlah yang besar.
Konsumen membutuhkan dalam jumlah yang sedikit.
Contoh : Toko bakeri akan membuat puluhan bahkan ratusan roti dalam satu hari, tetapi seorang konsumen mungkin hanya akan makan 1-3 buah roti per hari.
2. Jenis
Produsen membuat/menyediakan 1 jenis barang/jasa
Konsumen membutuhkan berbagai jenis barang/jasa untuk pemenuhan kebutuhannya
Contoh : Toko bakeri hanya akan memproduksi roti, sedangkan sedangkan seorang konsumen membutuhkan lebih dari roti. Seorang konsumen butuh pakaian, makanan, minuman yang bermacam-macam.
Perbedaan yang ada adalah :
1. Tempat
Produsen akan menempatkan tempat produksinya di lokasi yang menguntungkan secara ekonomis
Konsumen berada di tempat yang tersebar
Contoh : sebuah perusahaan semen akan membuat lokasi pabriknya di tempat yang dekat dengan penghasil kapur, karena pabrik semen adalah material-oriented (berfokus pada bahan baku). Sedangkan pengguna semen bisa berada di seluruh lokasi apakah itu kota atau desa dengan lokasi yang saling berbeda.
2. Waktu
Produsen menginginkan penjualan terjadi pada waktu produksi terjadi.
Konsumen melakukan pembelian ketika mereka membutuhkan barang/jasa tersebut.
Contoh : Toko bakeri menginginkan penjualan terjadi ketika roti keluar dari oven, tetapi pada kenyataannya kita sering melihat bahwa roti tersebut harus dibawa dulu dari oven ke pajangan dan terkadang harus menunggu beberapa waktu sampai konsumen membeli roti tersebut.
3. Informasi
Produsen perlu mengetahui apa, kepada siapa, tempat menjual, kapan, dan pada harga berapa dia harus menjual barang/jasanya.
Konsumen ingin mengetahui siapa yang menyediakan barang/jasa, tempat membeli, kapan membelinya, dan berapa uang yang harus dia keluarkan untuk membeli.
4. Nilai
Produsen menilai barang/jasa dari biaya produksi dan harga kompetitif.
Konsumen menilai barang/jasa dari kemampuan barang/jasa tersebut untuk memenuhi kebutuhannya dan kemampuannya untuk membayar.
Contoh : Perusahaan baju akan menghitung biaya kain, benang, kancing, upah menjahit ditambah dengan keuntungan untuk menentukan harga sebuah baju setelah membandingkan dengan produk pesaing yang sejenis. Konsumen yang akan membeli baju akan melihat apakah sebuah baju dapat membuat dia tampil lebih baik dan kemampuan dia untuk membeli baju tersebut.
5. Kepemilikan
Produsen mempunyai kepemilikan atas barang/jasa yang diproduksinya, tetapi tidak ingin memakainya.
Konsumen tidak mempunyai kepemilikan atas barang/jasa, tetapi menginginkannya.
Contoh : Pabrik mie mempunyai kepemilikan atas mie, tetapi pabrik tersebut tidak serta merta makan semua produksi mienya. Sebaliknya konsumen tidak punya kepemilikan atas mie, tetapi menginginkan mie untuk dikonsumsinya.
Berdasarkan penjelasan diatas tentang pemasaran dipandang dari sisi makro dan mikro, sesungguhnya penting untuk perusahaan mengetahui pemasaran dari sisi mikro tetapi melihat pemasaran dari sisi makro akan memberikan pandangan yang lebih luas tentang fungsi pemasaran.
PELAKU DALAM LINGKUNGAN MIKRO PERUSAHAAN
Tujuan utama setiap perusahaan adalah melayani dan memuaskan seperangkat kebutuhan khusus dari sebuah pasar sasaran yang terpilih yang menguntungkan perusahaan itu. Untuk melaksanakan tugas ini, perusahaan menghubungi jumlah pemasok bahan mentah dan perantara pasar untuk menjangkau para pelanggan sasarannya. Mata rantai pemasok, perusahaan, pemasaran/para perantara; para pelanggan itu merupakan inti sistem pemasaran suatu perusahaan. Keberhasilan perusahaan akan dipengaruhi oleh dua kelompok tambahan yaitu: sejumlah pesaing dan kelompok masyarakat. Manajemen perusahaan harus mengamati dan merencanakan segala sesuatu yang berkenaan dengan para pelaku itu. Kita akan melukiskan peranan para pelaku ini: dalam kasus Perusahaan Hershey Food, sebuah perusahaan kembang gula utama di Amerika Serikat. Kita akan memperhatikan perusahaan itu dan para pemasok, perantara pemasaran, pesaing, dan masyarakat umum dengan urutan seperti yang disebut di atas.
PELAKU DALAM LINGKUNGAN MAKRO PERUSAHAAN
Lingkungan makro perusahaan adalah tempat di mana perusahaan harus memulai pencariannya atas peluang dan kemungkinan ancaman. Lingkungan ini terdiri semua pihak dan kekuatan yang mempengaruhi operasi dan prestasi perusahaan. Perusahaan perlu untuk memahami kecenderungan dan megatrend yang menandai lingkungan saat ini.Lingkungan makro perusahaan terdiri dari enam kekuatan utama: demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik, dan budaya.
Lingkungan demografi memperlihatkan pertumbuhan penduduk dunia yang tinggi, perusahaan distribusi, umur, etnis, dan pendidikan, jenis rumah tangga baru, pergeseran populasi secara geografi, dan perpecahan dari pasar masal menjadi pasar-pasar mikro.
Lingkungan ekonomi memperlihatkan suatu perlambatan dalam pertumbuhan pendapatan riil, tingkat tabungan yang rendah dan hutang yang tinggi, dan perubahan pola pengeluaran konsumen.
Lingkungan alam memperlihatkan kekurangan potensial dari bahan baku tertentu, biaya energi yang tidak stabil, tingkat populasi yang meningkat, dan gerakan “hijau” yang berkembang untuk melindungi lingkungan.
Lingkungan teknologi memperlihatkan perubahan teknologi yang semakin cepat, kesempatan inovasi yang tak terbatas, anggaran riset dan pengembangan yang tinggi, konsentrasi pada perbaikan kecil daripada penemuan besar, dan pengaturan yang meningkat terhadap perubahan teknologi.
Lingkungan politik memperlihatkan pengaturan bisnis yang substansial, peranan badan pemerintah yang kuat, dan pertumbuhan kelompok kepentingan umum. Lingkungan budaya memperlihatkan kecenderungan jangka panjang menuju realisasi diri, kepuasan langsung, dan orientasi yang lebih sekuler.
Lingkungan demografi memperlihatkan pertumbuhan penduduk dunia yang tinggi, perusahaan distribusi, umur, etnis, dan pendidikan, jenis rumah tangga baru, pergeseran populasi secara geografi, dan perpecahan dari pasar masal menjadi pasar-pasar mikro.
Lingkungan ekonomi memperlihatkan suatu perlambatan dalam pertumbuhan pendapatan riil, tingkat tabungan yang rendah dan hutang yang tinggi, dan perubahan pola pengeluaran konsumen.
Lingkungan alam memperlihatkan kekurangan potensial dari bahan baku tertentu, biaya energi yang tidak stabil, tingkat populasi yang meningkat, dan gerakan “hijau” yang berkembang untuk melindungi lingkungan.
Lingkungan teknologi memperlihatkan perubahan teknologi yang semakin cepat, kesempatan inovasi yang tak terbatas, anggaran riset dan pengembangan yang tinggi, konsentrasi pada perbaikan kecil daripada penemuan besar, dan pengaturan yang meningkat terhadap perubahan teknologi.
Lingkungan politik memperlihatkan pengaturan bisnis yang substansial, peranan badan pemerintah yang kuat, dan pertumbuhan kelompok kepentingan umum. Lingkungan budaya memperlihatkan kecenderungan jangka panjang menuju realisasi diri, kepuasan langsung, dan orientasi yang lebih sekuler.
PERBEDAAN EKONOMI MIKRO & EKONOMI MAKRO
Teori ekonomi mikro didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu, dianggap valid dan berguna jika sukses dalam menjelaskan dan memperkirakan fenomena yang menjadi perhatian. Mengingat asumsi yang mendasarinya belum tentu realistis sempurna maka ‘teori yang baikpun’ tidak dapat menjelaskan data observasi dengan sempurna, sehingga ketidak-sempurnaan teori merupakan ‘norma’.
Perbedaan mendasar antara ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro
Ilmu ekonomi mikro menganalisis bagian-bagian yang dilakukan oleh unit-unit kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Berbagai aspek yang diulas dalam teori ekonomi mikro telah dipaparkan di bagian sebelumnya. Dalam hal ini pada umumnya pendekatan mikro terkait dengan keputusan-keputusan yang diambil oleh para pelaku ekonomi dengan mengacu pada signal harga pasar. Pemahaman konsep-konsep ekonomi mikro dan aplikasinya dalam ekonomi dan bisnis memungkinkan para pelaku ekonomi untuk membuat keputusan yang optimal.
Sebaliknya ilmu ekonomi makro merupakan analisis atas keseluruhan kegiatan perekonomian yang bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Dalam ekonomi makro, analisis dijaknkan terhadap keseluruhan produsen dan konsumen dalam perekonomian. Teori ekonomi makro menerangkan aspekaspek seperti penentuan tingkat perekonomian negara yang berkaitan dengan sampai di mana suatu perekonomian akan menghasilkan barang dan jasa.
Tingkat kegiatan perekonomian ditentukan oleh pengeluaran agregat dalam perekonomian yang terdiri dari 4 komponen yaitu:
* pengeluaran rumah tangga (konsumen rumah tangga)
* pengeluaran pemerintah
* pengeluaran perusahaan-perusahaan (investasi)
* ekspor – import
Selain itu, analisis dalam teori ekonomi makro akan memperhatikan pula masalah perubahan harga, perubahan penawaran, pengeluaran agregat serta masalah-masalah yang akan timbul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkatnya yang ideal (yaitu kesempatan kerja penuh tanpa inflasi). Sebagai gambaran, dalam teori ekonomi makro dibahas tentang langkah utama pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran dan inflasi yang dibedakan menjadi dua bentuk kebijaksanaan yaitu kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan moneter. Kebijaksanaan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah dalam merubah struktur dan jumlah pajak dan pengeluarannya dengan maksud untuk mempengaruhi tingkat kegiatan perekonomian. Sedangkan kebijaksaan moneter adalah langkah-langkah pemerintah melalui bank sentral dalam mengatur dan mem-pengaruhi jumlah uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan tujuan untuk mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi. Dalam perekonomian, kedua kebijaksanaan ini digunakan oleh pemerintah untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk mengatasi masalah-masalah pokok ekonomi makro yang selalu timbul seperti halnya masalah pengangguran, masalah kenaikan harga-harga dan masalah penciptaan pertumbuhan ekonomi yang memuaskan.
2. Untuk menjamin agar faktor-faktor produksi digunakan dan dialokasikan keberbagai kegiatan ekonomi secara efisien.
3. Untuk memperbaiki keadaan distribusi pendapatan yang tidak merata, yang selalu tercipta dalam masyarakat yang kegiatan perekonomiannya terutama diatur oleh sistem pasar bebas.
Perbedaan mendasar antara ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro
Ilmu ekonomi mikro menganalisis bagian-bagian yang dilakukan oleh unit-unit kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Berbagai aspek yang diulas dalam teori ekonomi mikro telah dipaparkan di bagian sebelumnya. Dalam hal ini pada umumnya pendekatan mikro terkait dengan keputusan-keputusan yang diambil oleh para pelaku ekonomi dengan mengacu pada signal harga pasar. Pemahaman konsep-konsep ekonomi mikro dan aplikasinya dalam ekonomi dan bisnis memungkinkan para pelaku ekonomi untuk membuat keputusan yang optimal.
Sebaliknya ilmu ekonomi makro merupakan analisis atas keseluruhan kegiatan perekonomian yang bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Dalam ekonomi makro, analisis dijaknkan terhadap keseluruhan produsen dan konsumen dalam perekonomian. Teori ekonomi makro menerangkan aspekaspek seperti penentuan tingkat perekonomian negara yang berkaitan dengan sampai di mana suatu perekonomian akan menghasilkan barang dan jasa.
Tingkat kegiatan perekonomian ditentukan oleh pengeluaran agregat dalam perekonomian yang terdiri dari 4 komponen yaitu:
* pengeluaran rumah tangga (konsumen rumah tangga)
* pengeluaran pemerintah
* pengeluaran perusahaan-perusahaan (investasi)
* ekspor – import
Selain itu, analisis dalam teori ekonomi makro akan memperhatikan pula masalah perubahan harga, perubahan penawaran, pengeluaran agregat serta masalah-masalah yang akan timbul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkatnya yang ideal (yaitu kesempatan kerja penuh tanpa inflasi). Sebagai gambaran, dalam teori ekonomi makro dibahas tentang langkah utama pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran dan inflasi yang dibedakan menjadi dua bentuk kebijaksanaan yaitu kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan moneter. Kebijaksanaan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah dalam merubah struktur dan jumlah pajak dan pengeluarannya dengan maksud untuk mempengaruhi tingkat kegiatan perekonomian. Sedangkan kebijaksaan moneter adalah langkah-langkah pemerintah melalui bank sentral dalam mengatur dan mem-pengaruhi jumlah uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan tujuan untuk mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi. Dalam perekonomian, kedua kebijaksanaan ini digunakan oleh pemerintah untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk mengatasi masalah-masalah pokok ekonomi makro yang selalu timbul seperti halnya masalah pengangguran, masalah kenaikan harga-harga dan masalah penciptaan pertumbuhan ekonomi yang memuaskan.
2. Untuk menjamin agar faktor-faktor produksi digunakan dan dialokasikan keberbagai kegiatan ekonomi secara efisien.
3. Untuk memperbaiki keadaan distribusi pendapatan yang tidak merata, yang selalu tercipta dalam masyarakat yang kegiatan perekonomiannya terutama diatur oleh sistem pasar bebas.
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO
Permasalahan perekonomian suatu negara sangat beraneka ragam diantaranya laju inflasi, pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dll. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah dapat melakukan kebijakan, sebagai berikut.
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal pada prinsipnya merupakan kebijakan yang mengatur tentang penerimaan dan pengeluaran negara. Sumber-sumber penerimaan negara antara lain dan pajak, penerimaan bukan pajak serta bantuan/pinjaman dan luar negeri. Selain itu, pengeluaran dibagi menjadi dua kelompok besar yakni pengeluaran yang bersifat rutin seperti membayar gaji pegawai, belanja barang serta pengeluaran yang bersifat pembangunan. Dengan demikian, kebijakan fiskal merupakan kebijakan pengelolaan keuangan negara dan terbatas pada sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yang tercantum dalam APBN.
2. Kebijakan Moneter
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Bab 1 Pasal 10 yang dimaksud dengan Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah uang beredar dan atau suku bunga.
Beberapa kebijakan fiskal dan moneter yang diambil pemerintah pada saat krisis untuk merespons anjloknya nilai rupiah adalah sebagai berikut (Marie M, 2004).
a) Kontraksi rupiah secara besar-besaran melalui kebijakan fiskal (APBN) dengan cara menekan pengeluaran dan menunda pembayaran-pembayaran yang tidak mendesak.
b) Bank Indonesia meningkatkan suku bunga, sehingga suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) mencapai 70% dengan maksud membatasi ekspansi kredit perbankan dan menarik uang yang beredar dan sistim perbankan yang dikonversikan ke dalam SBI pada Bank Indonesia.
c) Bank Indonesia melakukan intervensi pasar dengan menjual dollar pada saat diperlukan jika rupiah menunjukkan tanda-tanda yang benar-benar mengkhawatirkan.
d) Pembatalan dan penundaan berbagai mega proyek pemerintah guna memperketat pengeluaran melalui APBN serta mengurangi laju impor barang agar cadangan devisa tidak semakin terkuras. Demikian pula pihak swasta dihimbau untuk menunda berbagai proyek yang bernilai besar agar impor dapat dikurangi guna menolong cadangan devisa nasional.
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal pada prinsipnya merupakan kebijakan yang mengatur tentang penerimaan dan pengeluaran negara. Sumber-sumber penerimaan negara antara lain dan pajak, penerimaan bukan pajak serta bantuan/pinjaman dan luar negeri. Selain itu, pengeluaran dibagi menjadi dua kelompok besar yakni pengeluaran yang bersifat rutin seperti membayar gaji pegawai, belanja barang serta pengeluaran yang bersifat pembangunan. Dengan demikian, kebijakan fiskal merupakan kebijakan pengelolaan keuangan negara dan terbatas pada sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yang tercantum dalam APBN.
2. Kebijakan Moneter
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Bab 1 Pasal 10 yang dimaksud dengan Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah uang beredar dan atau suku bunga.
Beberapa kebijakan fiskal dan moneter yang diambil pemerintah pada saat krisis untuk merespons anjloknya nilai rupiah adalah sebagai berikut (Marie M, 2004).
a) Kontraksi rupiah secara besar-besaran melalui kebijakan fiskal (APBN) dengan cara menekan pengeluaran dan menunda pembayaran-pembayaran yang tidak mendesak.
b) Bank Indonesia meningkatkan suku bunga, sehingga suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) mencapai 70% dengan maksud membatasi ekspansi kredit perbankan dan menarik uang yang beredar dan sistim perbankan yang dikonversikan ke dalam SBI pada Bank Indonesia.
c) Bank Indonesia melakukan intervensi pasar dengan menjual dollar pada saat diperlukan jika rupiah menunjukkan tanda-tanda yang benar-benar mengkhawatirkan.
d) Pembatalan dan penundaan berbagai mega proyek pemerintah guna memperketat pengeluaran melalui APBN serta mengurangi laju impor barang agar cadangan devisa tidak semakin terkuras. Demikian pula pihak swasta dihimbau untuk menunda berbagai proyek yang bernilai besar agar impor dapat dikurangi guna menolong cadangan devisa nasional.
PERMASALAHAN EKONOMI MIKRO DAN MAKRO
1. ilmu ekonomi deskriptif,yaitu ilmu ekonomi yang memaparkan secara apa adanya tentang kehidupan ekonomi suatu daerah/Negara pada suatu masa tertentu,misalnya produksi beras di jawa timur tahun 2009,Tingkat harga gula di Indonesia tahun 2009
2. ilmu ekonomi terapan,yaitu bagian ilmu ekonomi yang membahas penerapan teori ekonomi dalam suatu rumah tangga produksi,misalnya ekonomi perbankan,ekonomi perusahaan,ekonomi moneter.
3. teori ekonomi adalah ilmu ekonomi yang menganalisis tentang hubungan antara variabel ekonomi,misalnya pengaruh kenaikan harga BBM terhadap kenaikan harga hidup,pengaruh tingkat pendapatan terhadap pola konsumsi seseorang.
TEORI EKONOMI MIKRO
Ilmu ekonomi mikro mempelajari ekonomi secar individu,misalnya perilaku konsumen dan produsen.
Analisis ekonomi mikro terbagi:
1. teori harga; antara lain membahas tentang proses pembentukan harga, factor-faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan dan penawaran, hubungan antara harga permintaan dan penawaran, bentuk-bentuk pasar, konsep-konsep elastisitas permintaan dan penawaran dan sebagainya.
2. teori produksi; antara lain menganalisis tentang masalah biaya produksi,tingkat produksi yang harus di pilih oleh produsen agar tujuan mencapai laba maksimum tecapai
3. teori distribusi; antara lain membahas tentang factor-faktor yang menentukan tingkat upah tenaga kerja, tingkat bunga yang harus di bayar karena penggunaan modal, dan tingkat keuntungan yang diperoleh para pengusaha.
2. ilmu ekonomi terapan,yaitu bagian ilmu ekonomi yang membahas penerapan teori ekonomi dalam suatu rumah tangga produksi,misalnya ekonomi perbankan,ekonomi perusahaan,ekonomi moneter.
3. teori ekonomi adalah ilmu ekonomi yang menganalisis tentang hubungan antara variabel ekonomi,misalnya pengaruh kenaikan harga BBM terhadap kenaikan harga hidup,pengaruh tingkat pendapatan terhadap pola konsumsi seseorang.
TEORI EKONOMI MIKRO
Ilmu ekonomi mikro mempelajari ekonomi secar individu,misalnya perilaku konsumen dan produsen.
Analisis ekonomi mikro terbagi:
1. teori harga; antara lain membahas tentang proses pembentukan harga, factor-faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan dan penawaran, hubungan antara harga permintaan dan penawaran, bentuk-bentuk pasar, konsep-konsep elastisitas permintaan dan penawaran dan sebagainya.
2. teori produksi; antara lain menganalisis tentang masalah biaya produksi,tingkat produksi yang harus di pilih oleh produsen agar tujuan mencapai laba maksimum tecapai
3. teori distribusi; antara lain membahas tentang factor-faktor yang menentukan tingkat upah tenaga kerja, tingkat bunga yang harus di bayar karena penggunaan modal, dan tingkat keuntungan yang diperoleh para pengusaha.
Perbedaan Ekonomi Mikro Dan Ekonomi Makro
Teori ekonomi mikro didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu, dianggap valid dan berguna jika sukses dalam menjelaskan dan memperkirakan fenomena yang menjadi perhatian. Mengingat asumsi yang mendasarinya belum tentu realistis sempurna maka ‘teori yang baikpun’ tidak dapat menjelaskan data observasi dengan sempurna, sehingga ketidak-sempurnaan teori merupakan ‘norma’.
Perbedaan mendasar antara ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro
Ilmu ekonomi mikro menganalisis bagian-bagian yang dilakukan oleh unit-unit kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Berbagai aspek yang diulas dalam teori ekonomi mikro telah dipaparkan di bagian sebelumnya. Dalam hal ini pada umumnya pendekatan mikro terkait dengan keputusan-keputusan yang diambil oleh para pelaku ekonomi dengan mengacu pada signal harga pasar. Pemahaman konsep-konsep ekonomi mikro dan aplikasinya dalam ekonomi dan bisnis memungkinkan para pelaku ekonomi untuk membuat keputusan yang optimal.
Sebaliknya ilmu ekonomi makro merupakan analisis atas keseluruhan kegiatan perekonomian yang bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Dalam ekonomi makro, analisis dijaknkan terhadap keseluruhan produsen dan konsumen dalam perekonomian. Teori ekonomi makro menerangkan aspekaspek seperti penentuan tingkat perekonomian negara yang berkaitan dengan sampai di mana suatu perekonomian akan menghasilkan barang dan jasa.
Tingkat kegiatan perekonomian ditentukan oleh pengeluaran agregat dalam perekonomian yang terdiri dari 4 komponen yaitu:
• pengeluaran rumah tangga (konsumen rumah tangga)
• pengeluaran pemerintah
• pengeluaran perusahaan-perusahaan (investasi)
• ekspor – import
Selain itu, analisis dalam teori ekonomi makro akan memperhatikan pula masalah perubahan harga, perubahan penawaran, pengeluaran agregat serta masalah-masalah yang akan timbul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkatnya yang ideal (yaitu kesempatan kerja penuh tanpa inflasi). Sebagai gambaran, dalam teori ekonomi makro dibahas tentang langkah utama pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran dan inflasi yang dibedakan menjadi dua bentuk kebijaksanaan yaitu kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan moneter. Kebijaksanaan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah dalam merubah struktur dan jumlah pajak dan pengeluarannya dengan maksud untuk mempengaruhi tingkat kegiatan perekonomian. Sedangkan kebijaksaan moneter adalah langkah-langkah pemerintah melalui bank sentral dalam mengatur dan mem-pengaruhi jumlah uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan tujuan untuk mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi. Dalam perekonomian, kedua kebijaksanaan ini digunakan oleh pemerintah untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk mengatasi masalah-masalah pokok ekonomi makro yang selalu timbul seperti halnya masalah pengangguran, masalah kenaikan harga-harga dan masalah penciptaan pertumbuhan ekonomi yang memuaskan.
2. Untuk menjamin agar faktor-faktor produksi digunakan dan dialokasikan keberbagai kegiatan ekonomi secara efisien.
3. Untuk memperbaiki keadaan distribusi pendapatan yang tidak merata, yang selalu tercipta dalam masyarakat yang kegiatan perekonomiannya terutama diatur oleh sistem pasar bebas.
Perbedaan mendasar antara ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro
Ilmu ekonomi mikro menganalisis bagian-bagian yang dilakukan oleh unit-unit kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Berbagai aspek yang diulas dalam teori ekonomi mikro telah dipaparkan di bagian sebelumnya. Dalam hal ini pada umumnya pendekatan mikro terkait dengan keputusan-keputusan yang diambil oleh para pelaku ekonomi dengan mengacu pada signal harga pasar. Pemahaman konsep-konsep ekonomi mikro dan aplikasinya dalam ekonomi dan bisnis memungkinkan para pelaku ekonomi untuk membuat keputusan yang optimal.
Sebaliknya ilmu ekonomi makro merupakan analisis atas keseluruhan kegiatan perekonomian yang bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Dalam ekonomi makro, analisis dijaknkan terhadap keseluruhan produsen dan konsumen dalam perekonomian. Teori ekonomi makro menerangkan aspekaspek seperti penentuan tingkat perekonomian negara yang berkaitan dengan sampai di mana suatu perekonomian akan menghasilkan barang dan jasa.
Tingkat kegiatan perekonomian ditentukan oleh pengeluaran agregat dalam perekonomian yang terdiri dari 4 komponen yaitu:
• pengeluaran rumah tangga (konsumen rumah tangga)
• pengeluaran pemerintah
• pengeluaran perusahaan-perusahaan (investasi)
• ekspor – import
Selain itu, analisis dalam teori ekonomi makro akan memperhatikan pula masalah perubahan harga, perubahan penawaran, pengeluaran agregat serta masalah-masalah yang akan timbul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkatnya yang ideal (yaitu kesempatan kerja penuh tanpa inflasi). Sebagai gambaran, dalam teori ekonomi makro dibahas tentang langkah utama pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran dan inflasi yang dibedakan menjadi dua bentuk kebijaksanaan yaitu kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan moneter. Kebijaksanaan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah dalam merubah struktur dan jumlah pajak dan pengeluarannya dengan maksud untuk mempengaruhi tingkat kegiatan perekonomian. Sedangkan kebijaksaan moneter adalah langkah-langkah pemerintah melalui bank sentral dalam mengatur dan mem-pengaruhi jumlah uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan tujuan untuk mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi. Dalam perekonomian, kedua kebijaksanaan ini digunakan oleh pemerintah untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk mengatasi masalah-masalah pokok ekonomi makro yang selalu timbul seperti halnya masalah pengangguran, masalah kenaikan harga-harga dan masalah penciptaan pertumbuhan ekonomi yang memuaskan.
2. Untuk menjamin agar faktor-faktor produksi digunakan dan dialokasikan keberbagai kegiatan ekonomi secara efisien.
3. Untuk memperbaiki keadaan distribusi pendapatan yang tidak merata, yang selalu tercipta dalam masyarakat yang kegiatan perekonomiannya terutama diatur oleh sistem pasar bebas.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA
Krisis nilai tukar telah menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Nilai tukar rupiah yang merosot tajam sejak bulan Juli 1997 menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam triwulan ketiga dan triwulan keempat menurun menjadi 2,45 persen dan 1,37 persen. Pada triwulan pertama dan triwulan kedua tahun 1997 tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8,46 persen dan 6,77 persen. Pada triwulan I tahun 1998 tercatat pertumbuhan negatif sebesar -6,21 persen.
Merosotnya pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari masalah kondisi usaha sektor swasta yang makin melambat kinerjanya. Kelambatan ini terjadi antara lain karena sulitnya memperoleh bahan baku impor yang terkait dengan tidak diterimanya LC Indonesia dan beban pembayaran hutang luar negeri yang semakin membengkak sejalan dengan melemahnya rupiah serta semakin tingginya tingkat bunga bank. Kerusuhan yang melanda beberapa kota dalam bulan Mei 1998 diperkirakan akan semakin melambatkan kinerja swasta yang pada giliran selanjutnya menurunkan lebih lanjut pertumbuhan ekonomi, khususnya pada triwulan kedua tahun 1998. (grafik 1)
Sementara itu perkembangan ekspor pada bulan Maret 1998 menunjukkan pertumbuhan ekspor nonmigas yang menggembirakan yaitu sekitar 16 persen. Laju pertumbuhan ini dicapai berkat harga komoditi ekspor yang makin kompetitif dengan merosotnya nilai rupiah. Peningkatan ini turut menyebabkan surplus perdagangan melonjak menjadi 1,97 miliar dollar AS dibandingkan dengan 206,1 juta dollar AS pada bulan Maret tahun 1997. Impor yang menurun tajam merupakan faktor lain terciptanya surplus tersebut. Impor pada bulan Maret 1998 turun sebesar 38 persen sejalan dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi.
Merosotnya pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari masalah kondisi usaha sektor swasta yang makin melambat kinerjanya. Kelambatan ini terjadi antara lain karena sulitnya memperoleh bahan baku impor yang terkait dengan tidak diterimanya LC Indonesia dan beban pembayaran hutang luar negeri yang semakin membengkak sejalan dengan melemahnya rupiah serta semakin tingginya tingkat bunga bank. Kerusuhan yang melanda beberapa kota dalam bulan Mei 1998 diperkirakan akan semakin melambatkan kinerja swasta yang pada giliran selanjutnya menurunkan lebih lanjut pertumbuhan ekonomi, khususnya pada triwulan kedua tahun 1998. (grafik 1)
Sementara itu perkembangan ekspor pada bulan Maret 1998 menunjukkan pertumbuhan ekspor nonmigas yang menggembirakan yaitu sekitar 16 persen. Laju pertumbuhan ini dicapai berkat harga komoditi ekspor yang makin kompetitif dengan merosotnya nilai rupiah. Peningkatan ini turut menyebabkan surplus perdagangan melonjak menjadi 1,97 miliar dollar AS dibandingkan dengan 206,1 juta dollar AS pada bulan Maret tahun 1997. Impor yang menurun tajam merupakan faktor lain terciptanya surplus tersebut. Impor pada bulan Maret 1998 turun sebesar 38 persen sejalan dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi.
PERKEMBANGAN EKONOMI MIKRO DI INDONESIA
Pemerintah perlu mendorong pengembangan ekonomi mikro di Indonesia karena jika ekonomi mikro bergerak dengan cepat maka aktivitas perekonomian makro akan mengikuti. “Usaha pemerintah mendorong ekonomi mikro akan sia-sia jika tidak diikuti kemampuan para pengusaha menjalankan usahanya,” kata anggota Kadin Provinsi Jateng, Seno Hardiono, di Semarang, Minggu. Menurut Seno, gerak ekonomi mikro tersebut sangat dipengaruhi cara para pengusaha menjalankan bisnisnya, perkembangan bisnis pengusaha, dan seberapa dinamis usaha yang dilakukan pebisnis. Karena itu, katanya, kepiawaian para pengusaha menjalankan usahanya sangat memengaruhi perkembangan ekonomi mikro di Indonesia. Hal ini perlu mendapat perhatian semua pebisnis yang menjalankan usaha.
Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Semarang, Amril Arief mengakui, jika aktivitas ekonomi di tingkat mikro bergerak cepat maka roda perekonomian makro di Indonesia bakal mengikuti.Untuk itu, katanya, ISEI melihat pentingnya pertumbuhan tunas-tunas baru dalam dunia usaha atau sektor riil. Berkembangnya para “entrepreneur” muda itu akan mengisi sektor riil menjadi agar menjadi lebih dinamis. Semakin banyak pengusaha yang sukses, katanya, tentu akan mampu menggerakkan sektor riil lebih cepat karena posisi pengusaha dalam perekonomian mempunyai peran penting sebagai motor penggerak.
Sejak berdiri 52 tahun lalu, kata Amril, ISEI memosisikan diri sebagai organisasi profesi yang tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia sehingga berkewajiban untuk mengambil peran positif demi kemajuan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Menurut dia, kemajuan kesejahteraan menjadi “ultimate target” dari kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Kebijakan pembangunan yang berhasil dipastikan menghasilkan kesejahteraan. “Dilihat secara mikro, kesejahteraan juga menjadi tujuan dari setiap orang yang berkarya, sedangkan orang yang bekerja dengan sukses pasti akan mencapai kesejahteraan. Untuk itu, ekonomi mikro harus menjadi perhatian bersama,” katanya.
“Dengan kondisi makro ekonomi yang semakin baik maka semakin menjadi kebutuhan mendesak agar di tingkat mikro, perekonomian dapat berjalan lebih baik lagi karena pada tingkat inilah perbaikan ekonomi akan dirasakan oleh rakyat,” kata Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita di Jakarta, Kamis. Dalam sidang Paripurna Khusus DPD dengan agenda keterangan pemerintah tentang kebijakan pembangunan daerah, Ketua DPD menyebutkan pihaknya tidak henti-hentinya mengingatkan pemerintah agar mencari terobosan dalam menangani sektor riil agar bisa menggerakkan perekonomian rakyat secara lebih cepat dan berkesinambungan.
Menurut dia, fluktuasi perkembangan ekonomi global dewasa ini berdampak kurang menguntungkan bagi perekonomian nasional, seperti adanya kenaikan harga minyak internasional, dan gejolak keuangan internasional yang dipicu oleh krisis keuangan di negara-negara maju. “Kami menyadari bahwa menjaga kestabilan moneter dan sehatnya anggaran negara bukanlah pekerjaan ringan dan perlu kepiawaian dalam mengelola ekonomi negara,” katanya. Ia menilai pemerintah telah bekerja sama dengan baik dengan Bank Indonesia (BI) dalam memelihara makro ekonomi Indonesia, sehingga dapat mengatasi gejolak-gejolak ekonomi global. “Ini bukan upaya yang ringan sehingga karenanya layak kita hargai,” katanya.DPD juga menyatakan dukungannya atas kebijakan anggaran pemerintah yang memprioritaskan untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran serta mengurangi kesenjangan, di samping menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Semarang, Amril Arief mengakui, jika aktivitas ekonomi di tingkat mikro bergerak cepat maka roda perekonomian makro di Indonesia bakal mengikuti.Untuk itu, katanya, ISEI melihat pentingnya pertumbuhan tunas-tunas baru dalam dunia usaha atau sektor riil. Berkembangnya para “entrepreneur” muda itu akan mengisi sektor riil menjadi agar menjadi lebih dinamis. Semakin banyak pengusaha yang sukses, katanya, tentu akan mampu menggerakkan sektor riil lebih cepat karena posisi pengusaha dalam perekonomian mempunyai peran penting sebagai motor penggerak.
Sejak berdiri 52 tahun lalu, kata Amril, ISEI memosisikan diri sebagai organisasi profesi yang tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia sehingga berkewajiban untuk mengambil peran positif demi kemajuan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Menurut dia, kemajuan kesejahteraan menjadi “ultimate target” dari kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Kebijakan pembangunan yang berhasil dipastikan menghasilkan kesejahteraan. “Dilihat secara mikro, kesejahteraan juga menjadi tujuan dari setiap orang yang berkarya, sedangkan orang yang bekerja dengan sukses pasti akan mencapai kesejahteraan. Untuk itu, ekonomi mikro harus menjadi perhatian bersama,” katanya.
“Dengan kondisi makro ekonomi yang semakin baik maka semakin menjadi kebutuhan mendesak agar di tingkat mikro, perekonomian dapat berjalan lebih baik lagi karena pada tingkat inilah perbaikan ekonomi akan dirasakan oleh rakyat,” kata Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita di Jakarta, Kamis. Dalam sidang Paripurna Khusus DPD dengan agenda keterangan pemerintah tentang kebijakan pembangunan daerah, Ketua DPD menyebutkan pihaknya tidak henti-hentinya mengingatkan pemerintah agar mencari terobosan dalam menangani sektor riil agar bisa menggerakkan perekonomian rakyat secara lebih cepat dan berkesinambungan.
Menurut dia, fluktuasi perkembangan ekonomi global dewasa ini berdampak kurang menguntungkan bagi perekonomian nasional, seperti adanya kenaikan harga minyak internasional, dan gejolak keuangan internasional yang dipicu oleh krisis keuangan di negara-negara maju. “Kami menyadari bahwa menjaga kestabilan moneter dan sehatnya anggaran negara bukanlah pekerjaan ringan dan perlu kepiawaian dalam mengelola ekonomi negara,” katanya. Ia menilai pemerintah telah bekerja sama dengan baik dengan Bank Indonesia (BI) dalam memelihara makro ekonomi Indonesia, sehingga dapat mengatasi gejolak-gejolak ekonomi global. “Ini bukan upaya yang ringan sehingga karenanya layak kita hargai,” katanya.DPD juga menyatakan dukungannya atas kebijakan anggaran pemerintah yang memprioritaskan untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran serta mengurangi kesenjangan, di samping menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Minggu, 05 Juni 2011
TUGAS 5
TUGAS 5
Kelompok : # Alexandra Adelia (12109430)
# Astarinachika (15109425)
# Rieka mustikasari (10109827)
# Monica Ayu Putri (11109459)
# Wike Restu Ayu (12109232)
SOAL:
1. Jelaskan apa yg dimaksud dng : a. Uang fiat, b. Uang komoditas, c. Uang hampir likuid
2. Jelaskan apa fungsi uang !
3. Sebutkan dan jelaskan apa motivasi orang memegang uang !
4. Sebutkan lembaga keuangan non blok itu apa saja !
*JAWAB*
2. a) Uang fiat adalah uang yang nilai nominalnya jauh lebih tinggi daripada bahan pembuat uang tersebut. Uang tersebut menjadi berharga karena pemerintah dan masyarakat telah sepakat untuk menerima uang tersebut dengan nilai tertentu.
b) Uang Komoditas adalah uang yang nilai bahan pembuatnya / komoditas bahan sama dengan nilai nominal uang tersebut.
c) Uang hampir likuid adalah suatu aset yang dapat dijadikan sebagai uang namun tidak semua pelaku ekonomi mau menerima sebagai alat pembayaran karena harus ditukarkan lebih dulu dengan uang likuid (uang fiat dan komoditas) jika ingin digunakan pada seluruh pelaku ekonomi.
3. - Sebagai alat tukar
Fungsi ini sangat penting sebab pertukaran tanpa menggunakan uang sangat sulit terlaksana. Dengan adanya uang, maka kesulitan-kesulitan yang timbul karena barter dapat diatasi. Pertukaran dapat langsung dilakukan antara barang-barang yang dinginkan dengan uang yang dimiliki.
- Sebagai alat satuan hitung
Dengan adanya uang uang, maka nilai suatu barang dapat diukur dan diperbandingkan. Nilai suatu barang dapat dinyatakan dengan harga. Penggunaan uang sebagai alat satuan hitung akan memudahkan masyarakat menentukan nilai suatu barang.
3.
a. Untuk kebutuhan Transaksi
Dalam menjalani hidup, manusia membutuhkan uang untuk melakukan kegiatan transaksi jual beli baik barang maupun jasa. Transaksi akan mengalami peningkatan jika pendapatan seseorang naik. Karakter dari motivasi ini adalah berhubungan positif dengan pendapatan dan berhubungan negatif dengan perkiraan inflasi serta uang menjadi alat tukar. Contoh : memiliki uang untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari di mini market.
b. Untuk Berjaga-Jaga
Jika suatu waktu terjadi sesuatu yang tidak diduga yang bersifat darurat maka uang yang dimiliki dapat dipergunakan. Karakter dari motivasi ini adalah berhubungan positif dengan pendapatan dan berhubungan negatif dengan perkiraan inflasi serta uang menjadi alat tukar dan penyimpan nilai. Contoh : Jika anak tiba-tiba sakit maka uang yang ada di bawah kasur diambil untuk membiayai pengobatan anak.
c. Untuk Mendapatkan Keuntungan / Berinvestasi
Seseorang atau badan usaha dapat mempergunakan uang yang dimilikinya dengan menginvestasikan pada usaha-usaha tertentu demi mendapatkan keuntungan dari investasi tersebut sebesar-besarnya. Karakter dari motivasi ini adalah berhubungan negatif dengan tingkat bunga dan berhubungan negatif dengan perkiraan inflasi serta uang menjadi aset dan penyimpan nilai. Contoh : Memebeli deposito perusahaan terkenal dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan besar dari uang yang ditanamnya.
4. – Pertanian & Globalisai
- Manajemen dan Rumah Sakit di Indonesia
Kelompok : # Alexandra Adelia (12109430)
# Astarinachika (15109425)
# Rieka mustikasari (10109827)
# Monica Ayu Putri (11109459)
# Wike Restu Ayu (12109232)
SOAL:
1. Jelaskan apa yg dimaksud dng : a. Uang fiat, b. Uang komoditas, c. Uang hampir likuid
2. Jelaskan apa fungsi uang !
3. Sebutkan dan jelaskan apa motivasi orang memegang uang !
4. Sebutkan lembaga keuangan non blok itu apa saja !
*JAWAB*
2. a) Uang fiat adalah uang yang nilai nominalnya jauh lebih tinggi daripada bahan pembuat uang tersebut. Uang tersebut menjadi berharga karena pemerintah dan masyarakat telah sepakat untuk menerima uang tersebut dengan nilai tertentu.
b) Uang Komoditas adalah uang yang nilai bahan pembuatnya / komoditas bahan sama dengan nilai nominal uang tersebut.
c) Uang hampir likuid adalah suatu aset yang dapat dijadikan sebagai uang namun tidak semua pelaku ekonomi mau menerima sebagai alat pembayaran karena harus ditukarkan lebih dulu dengan uang likuid (uang fiat dan komoditas) jika ingin digunakan pada seluruh pelaku ekonomi.
3. - Sebagai alat tukar
Fungsi ini sangat penting sebab pertukaran tanpa menggunakan uang sangat sulit terlaksana. Dengan adanya uang, maka kesulitan-kesulitan yang timbul karena barter dapat diatasi. Pertukaran dapat langsung dilakukan antara barang-barang yang dinginkan dengan uang yang dimiliki.
- Sebagai alat satuan hitung
Dengan adanya uang uang, maka nilai suatu barang dapat diukur dan diperbandingkan. Nilai suatu barang dapat dinyatakan dengan harga. Penggunaan uang sebagai alat satuan hitung akan memudahkan masyarakat menentukan nilai suatu barang.
3.
a. Untuk kebutuhan Transaksi
Dalam menjalani hidup, manusia membutuhkan uang untuk melakukan kegiatan transaksi jual beli baik barang maupun jasa. Transaksi akan mengalami peningkatan jika pendapatan seseorang naik. Karakter dari motivasi ini adalah berhubungan positif dengan pendapatan dan berhubungan negatif dengan perkiraan inflasi serta uang menjadi alat tukar. Contoh : memiliki uang untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari di mini market.
b. Untuk Berjaga-Jaga
Jika suatu waktu terjadi sesuatu yang tidak diduga yang bersifat darurat maka uang yang dimiliki dapat dipergunakan. Karakter dari motivasi ini adalah berhubungan positif dengan pendapatan dan berhubungan negatif dengan perkiraan inflasi serta uang menjadi alat tukar dan penyimpan nilai. Contoh : Jika anak tiba-tiba sakit maka uang yang ada di bawah kasur diambil untuk membiayai pengobatan anak.
c. Untuk Mendapatkan Keuntungan / Berinvestasi
Seseorang atau badan usaha dapat mempergunakan uang yang dimilikinya dengan menginvestasikan pada usaha-usaha tertentu demi mendapatkan keuntungan dari investasi tersebut sebesar-besarnya. Karakter dari motivasi ini adalah berhubungan negatif dengan tingkat bunga dan berhubungan negatif dengan perkiraan inflasi serta uang menjadi aset dan penyimpan nilai. Contoh : Memebeli deposito perusahaan terkenal dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan besar dari uang yang ditanamnya.
4. – Pertanian & Globalisai
- Manajemen dan Rumah Sakit di Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)